Total kasus virus Corona (COVID-19) secara global telah melampaui angka 9 juta. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memberikan peringatan terbaru dengan menyatakan pandemi Corona masih 'terus meningkat'.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/6/2020), virus Corona kini tercatat telah menginfeksi lebih dari 9 juta orang di berbagai negara. Data penghitungan Johns Hopkins University (JHU) melaporkan total 9.079.452 kasus virus Corona kini terkonfirmasi secara global.
Total kematian akibat virus Corona secara global sejauh ini mencapai 471.754 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa negara, khususnya di Eropa, mulai melonggarkan pembatasan. Prancis mulai memperbolehkan digelarnya festival musik tahunan dan jutaan anak boleh kembali ke sekolah. Namun jumlah kasus Corona di belahan Bumi lainnya, khususnya di kawasan Amerika Latin, terus bertambah. Dengan Brasil, yang mencatat total kasus tertinggi kedua di dunia dengan lebih dari 1,1 juta kasus, telah melaporkan lebih dari 50 ribu kematian akibat virus Corona.
Di Melbourne, Australia dan Lisbon, Portugal muncul cluster penularan baru. Otoritas Australia secara khusus mengkhawatirkan datangnya gelombang kedua virus Corona, dengan warga dilarang sementara untuk bepergian ke Melbourne. Peningkatan kasus Corona juga dilaporkan terjadi di Beijing, China, setelah kemunculan cluster penularan baru terkait pasar grosir makanan.
"Pandemi masih terus meningkat," ucap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan.
"Kita tahu bahwa pandemi ini jauh lebih besar dari krisis kesehatan, ini merupakan krisis ekonomi, krisis sosial dan di banyak negara, (merupakan) krisis politik," cetusnya dalam forum virtual yang digelar otoritas Dubai di Uni Emirat Arab (UAE).
"Efeknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang," imbuh Tedros.
Tonton video 'WHO Catat Rekor Lonjakan Kasus Corona Terbanyak Dalam Sehari':
Disebutkan Tedros bahwa ancaman terbesar yang dihadapi dunia saat ini bukanlah virus Corona itu sendiri, melainkan 'kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global'.
"Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah-pecah," tegas Tedros. "Politisasi pandemi telah memperburuk situasinya," imbuhnya.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, berulang kali meremehkan ancaman virus Corona, bahkan menyamakannya dengan 'flu kecil'. Dia juga berargumen bahwa dampak dari lockdown dan pembatasan sosial jauh lebih buruk daripada virus Corona itu sendiri.
Selain Brasil, krisis politik akibat Corona juga terjadi di Amerika Serikat (AS) dengan pertikaian politik telah mencegah diambilnya kebijakan yang terpadu. AS saat ini menempati peringkat pertama dunia untuk total kasus dan total kematian akibat Corona tertinggi dengan 2,3 juta kasus dan 120 ribu kematian.