Hal tersebut disampaikan Teten saat menyambangi salah satu pengolah kopi Classic Beans Sunda Hejo dan Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/6/2020).
"Saya kira di sektor pertanian, perkebunan sudah bisa kita relaksasi, diaktifkan kembali kegiatan usaha. Walaupun begitu protokol kesehatan kita tetap terapkan," katanya, Minggu (21/6/2020).
Teten mengatakan, yang dimaksud relaksasi adalah diberikannya keringanan bagi pelaku usaha yang terdampak akibat pandemi virus Corona. Salah satu contohnya, pelaku usaha yang tidak dapat membayar biaya hutang akan dibantu selama enam bulan.
"Satu kita mau bantu mereka dengan masalah cash flow dengan kebijakan relaksasi. Relaksasi itu misalnya dengan ada keringanan pembayaran cicilan mereka ke lembaga pembiayaan selama enam bulan. Lalu, pemerintah bayar subsidi bunga kreditnya," ucap Teten.
Selain memberikan relaksasi beban pembiayaan cicilan, kata Teten, pihaknya akan memberikan pinjaman bagi pelaku UMKM yang akan mengikuti program relaksasi.
"Jadi sekarang, bila pelaku usaha kecil dan menengah mau pinjam kredit ke bank, ke koperasi, BPR misalnya itu sudah otomatis biasa dijalankan, mereka sudah langsung masuk ke program relaksasi," kata Teten.
Pinjaman ini akan diberikan bagi mereka yang belum pernah mengajukan pinjaman. Kemudian, apabila di masa relaksasi pelaku usaha masih dimintai untuk membayar cicilan, Kemenkop UKM akan menyiapkan call center.
"Bila UMKM yang masih ditagih cicilan itu segera kami membuka call center. Bila ada yang membutuhkan biaya juga akan bisa langsung mengajukan pinjaman yang sebelumnya belum pernah mengajukan," katanya.
Kemenkop UKM pun telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 124 triliun. Kemudian anggaran Kredit Usaha Rakyat yang masih tersisa sekitar Rp 129 triliun. Uang tersebut dinilai mampu membantu pelaku usaha UMKM untuk bangkit kembali.
"Kita kan untuk alokasi anggaran Rp 124 triliunan. Untuk koperasi simpan pinjam kita kasih modal pembiayaan baru, kita kasih Rp 1 triliun. Tapi selain itu kan, KUR untuk tahun ini masih ada Rp 129 triliun yang masih ada. Saya kira relatif cukuplah untuk membantu pembiayaan UMKM," ujarnya.
(mso/mso)