Pangandaran -
Tiga nelayan asal Pangandaran lolos dari maut setelah sempat terombang-ambing di tengah lautan selama dua hari. Ketiganya ditemukan tim penyelamat di sekitar perairan Madasari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Sabtu (20/6/2020) petang. Mereka keadaan lemas.
Ketiga nelayan itu bernama Yasim (45) dan Dede Hadna (37), keduanya warga Dusun Bojongkarekes, serta Yaya (37) warga Desa Emplak. Yasim dan Dede adalah adik kakak.
Informasi yang dihimpun, mereka pergi melaut sejak Kamis (18/6/2020) sekitar pukul 14.00 WIB. "Biasanya mereka pulang malam itu juga atau setidaknya Jumat pagi," ujar Nurman, keluarga korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu keluarga korban mulai dilanda kepanikan. Sejak hari Jumat keluarga dan teman-teman korban mulai melakukan pencarian.
Alih-alih menemukan keberadaan ketiga nelayan itu, rekan sesama nelayan malah menemukan tangki bensin di daerah Bulakbenda, yang berjarak 15 kilometer dari perkiraan tempat korban menangkap ikan. Tak lama berselang, ponsel milik salah seorang korban juga ditemukan di daerah Banjarwaru Ciparanti Kecamatan Cimerak.
Sementara itu di tengah lautan, ketiga nelayan itu justru sedang berjuang antara hidup dan mati. "Tadi sempat berbincang dengan korban, jadi mereka itu mencari ikan di perairan jalur kapal tanker, cukup jauh untuk perahu nelayan," kata Ketua Tim SAR Barracuda Cikidang Pangandaran Sakio Andrianto.
Pada Kamis malam itu cuaca buruk. Perahu yang mereka tumpangi terbalik dihempas badai. Ketiganya terlempar ke lautan. Beruntung mereka mengenakan rompi pelampung sehingga masih bisa bertahan mengapung di tengah badai lautan.
Namun perahu mereka rusak dan jauh dari jangkauan. Akhirnya dengan susah payah mereka meraih dua batang katir atau batang penyeimbang perahu.
Dua bilah penyeimbang perahu yang merupakan pelampung berbahan fiber itu kemudian diikat menjadi satu sehingga menyerupai sampan. Cukup untuk ketiga korban duduk di atasnya. Sepanjang Kamis malam mereka terombang-ambing di tengah lautan. Datangnya pertolongan yang sangat diharapkan tak kunjung muncul.
"Hari Jumat kami sempat melakukan pencarian, tapi cuaca tak memungkinkan pencarian tak maksimal. Kecepatan angin lebih dari 20 knot, sangat riskan," kata Sakio.
Di tengah lautan, ketiga nelayan ini masih terombang-ambing dengan cuaca. Setelah melewati Kamis malam yang mencekam, mereka kembali menghabiskan Jumat malam dengan kondisi antara hidup dan mati.
"Mereka lemas. Juga diserang oleh ubur-ubur," kata Sakio.
Baru pada Sabtu petang tadi, pertolongan yang dinantikan oleh tiga nelayan itu tiba. "Saat menyisir perairan Madasari, dari kejauhan terlihat seperti bendera. Ternyata itu rompi pelampung dikibas-kibaskan oleh salah seorang korban. Tim kami segera merapat dan mengevakuasi," ujar Sakio.
Mereka dibawa ke pelabuhan Cikidang. Disana ratusan masyarakat sudah menanti dengan perasaan haru. Banyak yang memanjatkan rasa syukur karena tak menyangka ketiga nelayan itu bisa selamat. "Korban langsung dibawa ke RSUD Pangandaran," ucap Sakio.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini