Tensi politik Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) memanas. Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo akhirnya buka suara terkait rumor yang menyatakan ia mengundurkan diri.
Di hadapan sekitar 200 orang pendukungnya, Sujiwo menyatakan rumor itu benar dan dirinya memang akan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Wakil Bupati Kubu Raya, yang baru dijabatnya satu tahun empat bulan. Sujiwo mengatakan, meski mundur dari jabatan wakil bupati, bukan berarti dirinya melupakan masyarakat Kabupaten Kubu Raya.
"Saya mencintai rakyat dan daerah Kabupaten Kubu Raya. Rasa cinta saya sangat besar, dan saya telah mengambil keputusan via WA kepada Bupati dan juga niat saya ini juga telah saya sampaikan ke Gubernur," kata Sujiwo dalam konferensi pers di kediamannya di Kompleks Mediterance Palace, Sungai Raya Dalam, Pontianak, Sabtu (20/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saya bersama keluarga masih bisa tetap mengabdikan dirinya dengan caranya sendiri, dan tetap melayani rakyat Kabupaten Kubu Raya, toh selama ini saya berbuat untuk kepentingan masyarakat banyak Kabupaten Kubu Raya," tambah Sujiwo sambil sesekali menyeka air matanya.
Sujiwo menegaskan jabatan itu adalah alat dan merupakan kendaraan untuk perjuangan dan mengabadikan diri kepada rakyat dan daerah. Namun, selama menjabat Wakil Bupati Kubu Raya, dia dirasakan tidak ada bisa berbuat banyak bagi kemaslahatan kepada warga Kubu raya.
"Selama saya menjabat sebagai wakil bupati, saya tidak bisa menggunakan jabatan ini sebaik-baiknya. Saya minta Saudara Bupati dan Sekda untuk jujur-sejujurnya atas perlakuan mereka kepada saya. Saya akan beberkan semuanya pada suatu ketika nanti," ucapnya.
Sujiwo ingat pesan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahwa jabatan itu tak perlu dipertahankan dengan mati-matian jika jabatan itu tak memberikan kemaslahatan dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak.
"Saya tidak ingin mengorbankan masyarakat dan daerahnya, tapi saya akan mengorbankan diri saya, jalan saya. Saya akan berjuang dan mengabdi dengan jalur lain dan kapasitas saya yang lain, tapi selama saya jadi Wakil Bupati tidak bisa melakukan apa-apa," ungkapnya.
Sujiwo berharap ada ketegasan Bupati dan Sekda atas perlakuannya kepada dirinya. Bahkan Sujiwo mengancam akan membeberkan semua perlakuan yang selama ini dirasakannya selama menjabat Wakil Bupati Kubu Raya.
"Tidak mungkin saya mengambil sikap seperti ini jika ada tidak ada perlakuan semena-mena terhadap saya, ada staf yang tidak berani bertemu, malah yang berfoto dengan saya saat pembagian sembako langsung dipindahtugaskan. Ini demi cinta saya kepada daerah," ucapnya.
Sujiwo akan menyampaikan pengunduran dirinya tertulis secara resmi ke DPRD Kubu Raya dan partai pengusungnya pada Senin (22/6) nanti. Sujiwo menyebut keputusan mundur ini dipilih karena tak ingin masyarakat jadi korban.
"Yakinlah ini keputusan terbaik saya. Saya mohon doa dan dukungannya daripada saya bertahan sebagai wakil bupati namun tidak diperlakukan sebagai wakil bupati, serta harapan rakyat yang begitu besar kepada saya, tapi saya tidak dapat memenuhi harapan itu, makanya saya akan berjuang melalui jalur lain dan berjuang ke pemerintah provinsi dan pusat. Dulu, saat sama-sama berjuang, teriak itu 'kita', saat menang itu 'kami', setelah menang selalu mengatakan 'aku'," ujarnya.
"Makanya saya jelaskan semua, dan biarkan saya yang ambil keputusan ini, biarkan saya yang menjadi korban dan bukan masyarakat yang menjadi korban, biarkan saya buktikan semuanya. Soal perjanjian itu sudah saya lupakan, nanti akan saya sampaikan semuanya. Silakan bongkar semua kebobrokan saya, tapi saya menantang Bupati untuk jujur dan terbuka kepada masyarakat daerah ini," sambung Sujiwo.
Usai menyampaikan pernyataan resminya, Sujiwo meminta masyarakat pendukungnya membubarkan diri dari kediamannya dan tidak berkerumun untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19, sembari terus memantau dan mengikuti proses pengunduran dirinya di tahapan selanjutnya.
Sujiwo berpasangan dengan Muda Mahendrawan maju sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya dengan tujuh partai pengusung, yakni PDIP, PPP, PKS, Demokrat, Hanura, NasDem, dan Gerindra.