Sejumlah Warga di Ambon Tolak Rapid Test Massal karena Takut Hasil Reaktif

Sejumlah Warga di Ambon Tolak Rapid Test Massal karena Takut Hasil Reaktif

Muslimin Abbas - detikNews
Sabtu, 20 Jun 2020 17:05 WIB
Warga di Ambon menolak rapid test massal oleh Dinkes Kota Ambon, Maluku
Warga di Ambon menolak rapid test massal oleh Dinkes Kota Ambon, Maluku (Muslimin Abbas/detikcom)
Ambon -

Warga Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, melakukan demonstrasi menolak rapid test Corona (COVID-19) dari tim Dinas Kesehatan Kota Ambon. Padahal ada 65 warganya yang telah dinyatakan positif Corona dari hasil tes swab.

"Jadi alasan penolak ini memang menyikapi Air Salobar sendiri, khususnya RT 37 ini kan yang sudah positif hasil swab 6 orang. Wilayah Pohon Mangga lari ke sini, termasuk RT 37 kan termasuk paling rawan, zona merah. Maka tim kesehatan dari gugus kota itu minta rapid test sampel sekitar sampel 20-15 orang, khusus ke lansia yang rentan terhadap penyakit," jelas petugas Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kelurahan Air Salobar, Muhammad Borut, kepada detikcom di lokasi, Ambon, Sabtu (20/6/2020).

Dari pantauan detikcom di lokasi demo, tim Dinas Kesehatan Kota Ambon berusaha menjelaskan maksud dan tujuan rapid test kepada warga, khususnya yang berusia lansia. Tapi, meskipun sudah dijelaskan, warga tetap menolak rapid test.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi penolakan ini membuat sejumlah polisi mendatangi lokasi. Akhirnya tim dari Dinas Kesehatan Kota Ambon memilih meninggalkan lokasi tersebut.

"Hasil koordinasi sudah dua bahkan tiga hari informasi ke kelurahan. Sudah seminggu saya selaku tim gugus di kelurahan mencoba membuka ruang untuk rapid hari ini," kata Borut.

ADVERTISEMENT

Dia pun menjelaskan masyarakat masih takut menjalani rapid test karena tak mau dikarantina. Masyarakat juga kurang paham bahwa hasil rapid test reaktif belum tentu positif Corona.

"Penolakan ini karena memang tidak mau di-rapid, Mereka beralasan rapid nanti positif, lalu dikarantina semua. Itu alasan mereka melakukan penolakan itu dan tidak mau terima," jelas Borut.

Borut menyebut sedari awal sudah menyampaikan kepada pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ambon soal adanya kesalahan dalam penanganan wabah ini di Kota Ambon. Warga belum seluruhnya tahu tujuan rapid test.

"Memang dari awal saya sampaikan, sudah disampaikan bahwa ini kesalahan tim COVID-19, khususnya kota, dalam melakukan rekonstruksi penanganan. Ini sebenarnya ini sebelumnya sudah ada sosialisasi, tapi ruang sosialisasi tidak dilakukan soal maksud rapid test untuk apa," terang Borut.

"Sehingga masyarakat tidak paham soal rapid test karena mereka hanya cuma ikut perkembangan di media bahwa orang rapid itu positif," sambung dia.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Ambon dr Wendy Pelupessy menjelaskan, meskipun ada penolakan warga untuk menjalani rapid test, pihaknya akan tetap melakukan pendekatan secara persuasif. "Tetap akan dilakukan pendekatan persuasif karena wajib untuk memutus mata rantai penularan," kata Wendy Pelupessy saat dimintai konfirmasi.

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads