Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat 68 persen warga positif COVID-19 meninggal dunia karena memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Pasien dengan komorbid Diabetes Melitus (DM) menjadi komorbid kasus terbanyak yang terjadi di Kota Bandung.
Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung Girindra Wardana mengatakan, banyak korban meninggal dunia akibat COVID-19 di Kota Bandung sudah memiliki komorbid yang cukup akut.
"Dari 40 pasien meninggal akibat COVID-19, 60 persen di antaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular, 32 persen tidak diketahui dan 8 persen lainnya bukan penyakit tidak menular," katanya di Balai Kota Bandung, Jumat (19/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berujar, ada juga pasien yang meninggal dunia saat statusnya masih Pasien Dalam Pemantauan (PDP) atau hasil tesnya belum keluar. "Baru setelah nunggu beberapa hari, hasil swabnya menyatakan pasien tersebut positif COVID-19," ujarnya
Girindra mengungkapkan, orang dengan komorbid menjadi satu yang memiliki risiko lebih tinggi oleh ancaman virus yang diketahui muncul pertama kali di Wuhan, China ini. Selain komorbid, anak dan lansia pun memiliki risiko yang sama.
"Anak dan lansia walaupun secara detail saya tidak bisa jelaskan secara rinci bagaimana imunitasnya, tapi berdasarkan data mereka yang berisiko," ungkapnya.
Untuk menghindari penularan virus COVID-19, ia mengimbau agar warga tetap menjaga protokol kesehatan meskipun saat ini banyak sektor telah diberlakukan relaksasi.
"Intinya pakai masker, rajin mencuci tangan dan melakukan phsycal distancing," pungkasnya.
(wip/mud)