India dan China bersitegang pascabentrokan militer di wilayah Himalaya yang menyebabkan 20 orang tentara India tewas. Indonesia menyeru kedua negara tersebut sama-sama menahan diri.
"Indonesia menyerukan kepada kedua negara untuk menahan diri dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk dialog dan penyelesaian sengketa secara damai. Hubungan yang baik antara China dan India menjadi kepentingan terbaik bagi semua negara di kawasan Indo-Pasifik dan di dunia pada umumnya," kata Menlu Retno dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (18/6/2020).
Retno mengatakan hal ini merupakan masalah perbatasan yang memiliki sejarah panjang di antara kedua negara. Namun Retno menegaskan China dan India merupakan teman dekat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baik China maupun India adalah teman dekat Indonesia dan juga negara-negara kunci untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata Retno.
Selain itu, Retno turut merespons pertanyaan mengenai perkembangan situasi di Semenanjung Korea yang semakin panas. Retno menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas kawasan.
"Indonesia menekankan pentingnya perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan di wilayah yang lebih luas dan menyerukan semua negara untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas," ujar dia.
simak video 'Militer China Unjuk Kekuatan Hadapi Ketegangan di Perbatasan India':
Sebelumnya diberitakan, kematian 20 tentara India dalam bentrokan pada Senin (15/6) malam tercatat sebagai konflik paling mematikan antara India dan China dalam 45 tahun terakhir. China belum mengungkapkan apakah pihaknya menderita korban jiwa dalam bentrokan itu.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (18/6), juru bicara Kementerian Urusan Luar Negeri India Anurag Srivastava menyatakan kedua negara sepakat menangani situasi ini secara bertanggung jawab. Srivastava juga melontarkan peringatan terkait klaim China atas lembah tersebut.
"Membuat klaim berlebihan dan tidak bisa dipertahankan bertentangan dengan pemahaman ini," tegas Srivastava dalam pernyataannya.
Kedua negara saling menuduh bahwa pihak lainlah yang memicu bentrokan di Lembah Galvan, yang menjadi bagian dari wilayah Ladakh di Himalaya yang menjadi sengketa. Laporan media menyebut beberapa pejabat senior militer India dan China bertemu pada Rabu (17/6) waktu setempat untuk meredakan ketegangan, namun belum ada konfirmasi resmi dari kedua negara.
Pasukan keamanan India menyatakan tidak ada yang melepaskan tembakan dalam bentrokan itu. Namun disebutkan ada pelemparan batu dan baku hantam. Beberapa tentara India, termasuk seorang kolonel, tewas karena terluka parah dan paparan suhu minus di area Himalaya itu.
Bentrokan itu merupakan lanjutan dari ketegangan yang berawal dari awal Mei, saat otoritas India menyebut tentara-tentara China melanggar garis batas di tiga titik berbeda, mendirikan tenda dan pos penjara serta mengabaikan peringatan untuk pergi dari lokasi itu. Hal ini berujung pertengkaran, aksi lempar batu dan baku hantam antara tentara India dan China.