Pemerintah China marah dan mengecam keras Undang-Undang baru Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan sanksi kepada para pejabat China atas penahanan massal warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya. China mengatakan itu "secara jahat menyerang" kebijakan China di wilayah Xinjiang.
Seperti dilansir dari AFP, Kamis (18/6/2020) China akan "secara tegas membalas dan AS akan menanggung semua konsekuensi berikutnya", kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada Kamis (18/6).
Pernyataan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang Hak Asasi Manusia Uighur pada Rabu (17/6) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (18/6/2020):
- Bentrokan Tewaskan 20 Tentaranya, India Beri Peringatan ke China
India memperingatkan China untuk tidak memberikan 'klaim berlebihan dan tidak bisa dipertahankan' terkait kedaulatan atas Lembah Galvan, yang menjadi sumber pertikaian kedua negara. Peringatan ini disampaikan setelah terjadi bentrokan militer di wilayah Himalaya itu yang menewaskan 20 tentara India.
Kematian 20 tentara India dalam bentrokan pada Senin (15/6) malam, tercatat sebagai konflik paling mematikan antara India dan China dalam 45 tahun terakhir. China belum mengungkapkan apakah pihaknya menderita korban jiwa dalam bentrokan itu.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (18/6/2020), juru bicara Kementerian Urusan Luar Negeri India, Anurag Srivastava, menyatakan kedua negara sepakat menangani situasi ini secara bertanggung jawab. Srivastava juga melontarkan peringatan terkait klaim China atas lembah tersebut.
"Membuat klaim berlebihan dan tidak bisa dipertahankan, bertentangan dengan pemahaman ini," tegas Srivastava dalam pernyataannya.
- Trump Teken UU Soal Uighur, China Marah dan Ancam Akan Membalas
Pemerintah China marah dan mengecam keras Undang-Undang baru Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan sanksi kepada para pejabat China atas penahanan massal warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya. China mengatakan itu "secara jahat menyerang" kebijakan China di wilayah Xinjiang.
Seperti dilansir dari AFP, Kamis (18/6/2020) China akan "secara tegas membalas dan AS akan menanggung semua konsekuensi berikutnya", kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada Kamis (18/6).
Pernyataan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang Hak Asasi Manusia Uighur pada Rabu (17/6) waktu setempat.
- Baru Pulang dari Arab Saudi dan India, 6 Warga Thailand Positif Corona
Thailand melaporkan enam kasus baru infeksi virus Corona dalam waktu 24 jam terakhir. Semuanya merupakan kasus impor, atau yang penularannya terjadi saat di luar negeri.
Juru bicara Pusat Administrasi COVID-19 Thailand, Panprapa Yongtrakul, mengatakan seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (18/6/2020), keenam kasus tersebut merupakan warga Thailand yang dikarantina sepulangnya dari Arab Saudi dan India.
Tidak disebutkan lebih detail mengenai berapa jumlah warga Thailand yang baru pulang dari Saudi dan berapa yang baru pulang dari India tersebut.
Dengan tambahan kasus baru tersebut, sejauh ini Thailand mencatat 3.141 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi, dengan 58 kematian.
- Miris! Negara-negara Ini Justru Bertikai Sengit di Tengah Pandemi Corona
Negara-negara di dunia diminta untuk berhenti berkonflik di tengah masa pandemi virus Corona ini. Namun, masih ada saja negara-negara yang justru bertikai sengit meski Corona masih mewabah.
Sebagaimana diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah meminta negara yang berkonflik agar berhenti di tengah wabah Corona ini sejak bulan April lalu. PBB meminta negara-negara yang tersebut untuk sama-sama memerangi pandemi Corona.
"Hal terburuk belum datang," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres merujuk kepada negara yang dilanda konflik seperti Suriah, Libya dan Yaman seperti dilansir AFP, Sabtu (4/4/2020).
- 3 Kasus Corona Kembali Muncul, Pejabat Kesehatan Selandia Baru Minta Maaf
Selandia Baru kembali melaporkan satu kasus baru virus Corona (COVID-19) di wilayahnya dalam 24 jam terakhir. Satu kasus baru ini berasal dari seorang pelancong asal Pakistan. Kasus impor ini dilaporkan setelah dua kasus impor lainnya yang dilaporkan awal pekan ini. Pejabat kesehatan Selandia Baru pun meminta maaf atas munculnya kasus-kasus baru tersebut.
Seperti dilansir Xinhua News Agency, Kamis (18/6/2020), satu kasus baru ini muncul setelah awal pekan, ini Selandia Baru melaporkan dua kasus baru, yang menandai berakhirnya masa bebas virus Corona di negara itu selama 24 hari.
Satu kasus terbaru yang dilaporkan di Selandia Baru ini melibatkan seorang pria berusia 60-an tahun yang menjalani karantina usai tiba dari Pakistan pada 13 Juni, dengan pesawat Air New Zealand via Melbourne, Australia. Pria tersebut menunjukkan gejala-gejala virus Corona pada 15 Juni.