Ini Dia yang Berbeda dari Tradisi Cukur Gimbal Anak Dieng Saat Pandemi

Ini Dia yang Berbeda dari Tradisi Cukur Gimbal Anak Dieng Saat Pandemi

Uje Hartono - detikNews
Kamis, 18 Jun 2020 11:06 WIB
Tradisi cukur rambut gimbal anak Dieng, 17/6/2020
Tradisi cukur rambut gimbal anak Dieng. (Foto: Uje Hartono/detikcom)
Banjarnegara -

Tradisi cukur rambut gimbal di dataran tinggi Dieng tetap dilakukan tahun ini. Meski tidak digelar besar-besaran seperti pada Dieng Culture Festival (DCF), warga melangsungkan tradisi tersebut di rumah dengan khidmat.

Seorang anak bernama Hafizul Aksa (6), warga Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur Banjarnegara menjalani ritual cukur rambut gimbal, Rabu (17/6) malam. Tidak disaksikan ribuan wisatawan, ritual ini hanya mengundang warga sekitar tempat tinggalnya.

Rambut anak semata wayang dari pasangan Tuwarno (34) dan Mualimah (28) ini sudah mulai tumbuh gimbal sejak usia 2 tahun. Seperti anak gimbal lainnya, sebelum tumbuh diawali dengan panas tinggi hingga kejang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mencukurnya pun tidak sembarangan. Selain ada ritualnya, juga ada permintaan anak yang harus dipenuhi agar rumbut gimbal tidak tumbuh lagi setelah dicukur. Dalam ritual tersebut, Aksa minta dibelikan motor trail.

Tradisi cukur rambut gimbal anak Dieng, 17/6/2020Tradisi cukur rambut gimbal anak Dieng, 17/6/2020 (Foto: Uje Hartono/detikcom)

ADVERTISEMENT

Selain itu, Aksa juga meminta rambutnya dicukur menjelang masuk ke sekolah dasar (SD). Rencananya, tahun ini akan dimasukkan ke SD.

"Dan mintanya juga dicukur sebelum masuk SD. Tahun ini rencananya mau masuk SD. Saya berharap, Aksa terus sehat dan bisa menuntut ilmu dengan baik," harapnya.

Simak juga video 'Suhu di Dieng Kembali Normal, Embun Es Tak Terbentuk':



Halaman selanjutnya: Hidangan Khusus Ruwatan.....

Hidangan khusus pelengkap tradisi ruwatan cukur rambut gimbal juga disediakan. Buju robyong misalnya, adalah nasi tumpeng yang bagian atasnya diberi jajanan pasar yang sudah ditusuk. Kemudian jajanan pasar seperti opak angin, krecek, ditempatkan di atas buju.

"Buju robyong ini untuk menggambarkan si anak gimbal," terang Samin (50) sesepuh Desa Dieng Kulon.

Makanan lain yang disiapkan adalah buju kalung, lengkap dengan ayam dan kelapa yang telah di kupas. Nantinya, makanan ini diantarkan khusus untuk kaur kesra di Pemerintah Desa Dieng Kulon.

"Kalau buju kalung ini untuk Kaur Kesra desa sini. Selain itu juga ada bunga mawar putih, mawar merah, rokok, teh, kopi, dan air putih. Ini untuk penghormatan kepada leluhur. Sedangkan buju robyong dan nasi kuning lainnya dimakan bersama-sama usai pencukuran," jelasnya.

Usai dicukur, rambut anak gimbal ini dilarung di Telaga Balekambang yang berada di dekat Candi Bima. Dalam prosesi ruwatan ini, warga sekitar diundang sebagai ungkapan syukur.

"Selain cukur rambut gimbal ini, juga dilakukan tasyakuran sama tetangga. Jadi bersyukur karena rambut gimbalnya sekarang dicukur dan sudah seperti biasa," terangnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads