Penyidik Polresta Depok terus mendalami kasus dugaan pencabulan anak di bawah umur oleh pengurus gereja, SM (42). Polisi kini tengah mendalami kemungkinan adanya korban-korban lain.
"Ada kemungkinan penambahan. Belum bisa (dijumlahkan korban) kurang lebih (kemungkinan penambahan) ada 5," kata Kapolresta Depok Kombes Azis Andriansyah kepada wartawan di Mal Margo City, Depok, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020).
Azis mengatakan saat ini penyidik masih melakukan pendekatan emosional terhadap para 'korban baru' itu. Polisi juga kini tengah fokus memulihkan kejiwaan korban agar tidak merasa tertekan selama pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita cenderung ke si anak dulu karena untuk kebutuhan penyidikan termasuk untuk kestabilan anak dalam memberikan keterangan terus kemudian supaya tidak berkelanjutan efeknya itu penting," ucap Azis.
Sementara itu, kata Azis, pelaku akan dilakukan pemeriksaan kejiwaan oleh penasihat hukumnya. Di sisi lain, polisi terus memeriksa saksi-saksi.
"Ada tambahan 1 doang dari orang tua, dari keluarga," tuturnya.
Simak juga video 'Pendeta Cabuli Jemaat Selama 17 Tahun di Surabaya Diciduk':
Terkait penambahan 'korban baru' ini, pastor paroki gereja, Yosep Sirilus Natet, menyebut pihaknya menerima puluhan aduan terkait perbuatan SM ini.
"Ya kurang-lebih, kalau ditulis 20 itu menurut saya sih mungkin sekitar itu ya. Kurang dari 20 yang sudah lapor sudah ada," kata Yosep Sirilus Natet saat dihubungi wartawan, Rabu (17/6/2020).
"Tapi kan saya nggak bisa katakan bahwa itu jumlah pastinya begitu ya karena mungkin bisa juga bertambah atau mungkin juga ada yang sekadar seolah-olah," sambungnya.
Yosep menyebut korban yang melaporkan rata-rata berusia 11-12 tahun. Semua korban berjenis kelamin laki-laki.
"Kurang-lebih 11-12 tahun, itu laki-laki semua," tuturnya.
Senada dengan Yosep, pengacara korban, Azas Tigor Nainggolan, mengatakan pihaknya sudah menerima informasi banyaknya korban.
"Kami sudah dapat sebelumnya 11, termasuk yang 2 ini. Terus ada penambahan lagi beberapa orang. Informasi yang saya dapat udah 20 orang ya melapor ke pengurus gereja,"kata Azas.
Sementara itu, pastor Yosep Sirilus Natet menyampaikan pihaknya telah memberhentikan SM setelah kasus ini mencuat.
"Yang jelas bahwa saya sudah memberhentikan beliau sesudah ada laporan bahwa dia sudah dilaporkan ke kepolisian," kata Yosep Sirilus Natet saat dihubungi wartawan, Rabu (17/6/2020).
Yosep mengatakan pihaknya tidak memberikan toleransi terhadap pelaku. Sebaliknya, ia mendukung ketiga korban untuk melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
"Yang jelas tanggapan kami, kami merasa kaget begitu ya. Bahwa apa yang kami upayakan ya, kami tetap tenang untuk bisa mendampingi keluarga korban dan korban agar mereka bisa melaporkan," ujarnya.
Yosep juga mengungkap kasus ini berawal dari aduan para orang tua korban kepada dirinya terkait pelecehan yang dilakukan oleh SM. Gereja kemudian melakukan penyelidikan internal hingga akhirnya SM dipolisikan.
"Yang jelas karena ada laporan dari orang tua korban itu ya, yang mengatakan bahwa dia sepertinya punya kecenderungan seperti ini ya sudah saya, dia telah melakukan pelecehan kepada anak mereka, kemudian mereka menanyakan tanggapan gereja bagaimana?," katanya.
"Ya kalau memang Anda mau melaporkan ya silakan, tetap kita akan mengawal, gereja tetap tidak akan menutupi dan gereja berharap bahwa ini menjadi suatu yang baik untuk semua, gitu," sambungnya.
Sebelumnya, SM ditangkap atas dugaan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. SM kini telah di tahan di Polresta Depok.