Seorang warga Dukuh Ngadirojo, Desa Sambungmacan, Sragen, Sudarsono (62) mengoleksi ribuan fosil di rumahnya. Ribuan fosil koleksi Sudarsono ini bahkan menarik perhatian peneliti dari luar negeri.
"Dulu fosil saya taruh di kebun, lalu kok banyak tamu yang datang untuk cari gitu-gitu (fosil). Lalu saya masukkan di rumah, saya buatkan rak. Kebanyakan tamu justru orang-orang pintar dari luar negeri," ujar Sudarsono kepada detikcom, Selasa (16/6/2020).
Para tamu yang datang untuk melihat koleksi fosil Sudarsono, mayoritas merupakan peneliti dan arkeolog. Berdasarkan catatan di buku tamu milik Sudarsono, beberapa peneliti yang datang di antaranya Dr Donald E Tyller dari Universitas Idaho AS, Dr Gert D Van Den Bergh dari Universitas Utrecht Belanda, Dr Philip V Tobias dari Universitas Witwatesrand Afrika Selatan dan Dr Hisao Baba dari National Museum of Nature and Science Tokyo Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang tertarik jadi saya semakin semangat mencari fosil. Nggak terasa jumlahnya sudah lebih dari empat ribuan," ujar Sudarsono.
Sudarsono menuturkan, dari para pakar inilah dirinya mendapatkan pengetahuan tentang fosil. Sudarsono yang dulunya awam, jadi makin paham tentang seluk-beluk penggalian fosil.
"Saya belajar dari beliau-beliau itu. Jadi paham tentang fosil. Termasuk jenis-jenis lapisan tanah mana yang terindikasi ada banyak fosil," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Sudarsono mengaku mulai mengoleksi fosil ini sejak tahun 1975. Fosil tersebut ditemukan di aliran Bengawan Solo yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.
"Sekitar tahun 1973, ada proyek pembuatan kanal sodetan Bengawan Solo. Waktu itu tujuannya untuk mengurangi banjir akibat meluapnya aliran sungai. Dari sodetan inilah saya mulai menemukan fosil dan mengumpulkannya sejak 1975," ujar Sudarsono ditemui detikcom di rumahnya, kemarin.
Pembuatan sodetan tersebut dilakukan dengan membuat saluran sedalam 10 meter. Di dasar sodetan inilah, banyak fosil-fosil ditemukan.