"Saudara-saudara, dari hasil yang kita dapatkan ini, hari ini ada penambahan kasus konfirmasi COVID-19 positif sebanyak 1.031 orang sehingga akumulasi total positif yang telah kita miliki sebanyak 41.431 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri), yang disiarkan di akun YouTube BNPB, Rabu (17/6/2020).
Yuri menyebut penambahan pasien sembuh per hari ini sebanyak 540, sehingga total menjadi 16.243 orang telah sembuh dari Corona. Pasien meninggal karena Corona juga bertambah 45 orang, sehingga menjadi 2.276 orang.
"Kemudian kita masih melakukan pemantauan terhadap 42.714 orang ODP dan pengawasan pada pasien dalam pengawasan sebanyak 13.279 orang," katanya.
Sementara itu, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan tentang olahraga menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Namun, kata dia, dalam masa pandemi saat ini olahraga yang dipilih harus aman dari kemungkinan tertular virus Corona.
"Kalau kita merasa olahraga di luar ruangan tidak aman karena banyak kerumunan orang atau wilayah kita sedang merebak wabah penyakit, sebaiknya tetap berolahraga di rumah saja," katanya.
"Kalau kita ingin berolahraga sambil melepas penat di luar rumah, ingat kembali unsur keamanan. Unsur keamanan adalah yang paling utama tentunya keamanan disini adalah berkaitan dengan penularan COVID-19," sambungnya.
dr Reisa Broto Asmoro
Selamat sore Saudara-saudari. Olahraga teratur merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan kita. Tetapi dalam masa pandemi seperti sekarang ini, olahraga oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Olahraga yang berat tidak disarankan terlebih dahulu karena pasca-berolahraga tubuh kita membutuhkan waktu untuk bisa kembali ke kondisi normal atau fit. Proses ini membutuhkan waktu yang kebijakan dibandingkan kalau kita berolahraga ringan dan hal ini akan membuat kita lebih berisiko terinfeksi.
Tujuan berolahraga tentunya untuk menyehatkan badan kita. Tapi ingat, di masa pandemi ini terutama, perhatikan tingkat kebugaran dan risiko kesehatan kita. Ketika kita sudah memutuskan suatu jenis olahraga tertentu, pertama, pastikan unsur keamanan, aman dari COVID-19 tentunya. Kalau kita merasa olahraga di luar ruangan tidak aman karena banyak kerumunan orang atau wilayah kita sedang merebak wabah penyakit, sebaiknya tetap berolahraga di rumah saja. Banyak opsi yang kita pilih untuk berolahraga di dalam rumah, misalnya dengan gerakan tanpa alat misalnya senam SKJ, zumba, yoga, dan lain-lain. Atau menggunakan barang-barang yang bisa kita temukan di sekitar rumah, seperti memanfaatkan kursi, botol air minum, tangga dan sebagainya.
Kalau kita ingin berolahraga sambil melepas penat di luar rumah ingat kembali unsur keamanan. Unsur keamanan adalah yang paling utama tentunya keamanan di sini adalah berkaitan dengan penularan COVID-19. Kita tahu kalau virus ini dapat menular melalui droplets atau percikan air liur. Maka usahakan tetap jaga jarak aman dengan orang lain terutama kalau kita tidak bisa menggunakan masker ketika berolahraga. Padahal protokol kesehatan utama kita kalau berada di ruang publik dan berdekatan dengan orang lain kita wajib menggunakan masker. Dengan begitu, kita bisa kenali risiko diri sendiri dan kenali risiko lingkungan sekitar baru kita bisa memutuskan untuk berolahraga menggunakan masker atau tidak ketika berada di luar rumah.
Ingat kembali tujuan berolahraga, tujuannya untuk menyehatkan badan atau tujuannya berbeda? Hanya karena karena ingin berkumpul dengan teman atau kerabat? Saudara-saudari, tolong ingat, praktikkan protokol kesehatan selalu, terutama ketika berada di luar rumah. Hindari kerumunan, hanya pergi ke tujuan yang sangat penting dan langsung pulang kembali. Olahraga jangan dijadikan alasan untuk berkumpul tanpa melaksanakan disiplin ketat protokol kesehatan.
Apabila tempat yang kita tuju untuk berolahraga terbayar cukup ramai dan padat, sebaiknya pertimbangkan untuk berolahraga di tempat lain, apalagi jika tempat tersebut justru membuat kita tidak bisa menjaga jarak aman. Jangan pulang membawa penyakit, padahal tujuan kita pergi adalah untuk sehat. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir selama 29 detik sebelum dan sesudah melakukan kegiatan olahraga, seluruh peralatan olahraga didisinfektan sebelum dan sesudah melaksanakan olahraga. Jangan lupa segera mandi dan berganti pakaian setelah kita selesai berolahraga.
Berdasarkan penelitian, jaga jarak sekitar 3-4 meter ketika berlari atau 10-20 meter ketika bersepeda dari orang lain. Patuhi imbauan yang telah diberikan pemerintah melalui Surat Edaran Menpora Nomor 6.XI.I/Menpora/6/2020 tentang protokol pencegahan penularan COVID-19. Pada kegiatan kepemudaan dan keolahragaan dalam mendukung keberlangsungan pemulihan kegiatan melalui adaptasi perubahan pola hidup dan tatanan normal baru yang saya sebutkan tadi adalah salah satu bentuk adaptasi kebiasaan baru. Berolahraga dengan aman dari COVID-19. Agak aneh dan terasa baru, pastinya! Tapi kita akan terbiasa, kita bisa karena terbiasa. Maka selalu ingatkan diri kita untuk melaksanakan protokol kesehatan. Untuk selanjutnya saya persilakan dr Achmad Yurianto menyampaikan kinerja data hari ini.
Achmad Yurianto
Saudara-saudara, selamat sore. Pada hari ini kami akan melanjutkan kembali tentang informasi update data dari penanganan COVID-19 yang kita integrasikan dari Gugus Tugas daerah di tingkat kabupaten/kota sampai dengan pusat. Data ini kita himpun dari pukul 12.00 WIB kemarin sampai dengan hari ini. Data-data ini kita himpun melalui sistem all new record, kemudian juga kita himpun dari Google Form dan juga melalui beberapa kali kita berkomunikasi dengan seluruh laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan agar kita bisa melakukan rekonsiliasi data, dan kemudian kita lakukan cross-check ulang setiap data yang kita terima.
Hari ini kita telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 19.757 spesimen. Sehingga total sampai hari ini yang sudah kita periksa adalah 559.872 spesimen. Baik kita periksa dengan real time PCR, maupun dengan TCM, tes cepat molekuler yang sudah kita distribusikan ke seluruh rumah sakit kurang-lebih 422 rumah sakit yang memiliki mesin TCM.
Saudara-saudara, dari hasil yang kita dapatkan ini, hari ini ada penambahan kasus konfirmasi COVID-19 positif sebanyak 1.031 orang. Sehingga akumulasi total positif yang telah kita miliki sebanyak 41.431 orang. Kalau kita perhatikan distribusi kasus baru yang kita dapatkan masih didominasi pada 6 provinsi yang terbanyak melaporkan kasus konfirmasi positifnya di antaranya satu adalah Jawa Timur hari ini melaporkan ada 225 kasus baru dan 56 kasus sembuh. Kemudian DKI Jakarta 127 kasus baru dan 116 sembuh, Jawa Tengah melaporkan 115 kasus dan 65 sembuh. Kemudian Kalimantan Selatan 86 kasus dan 80 sembuh, Sulawesi Selatan 84 kasus dengan 16 sembuh.
Ada 17 provinsi yang hari ini melaporkan penambahan kasus di bawah 10 dan ada 4 provinsi yang hari ini tidak melaporkan ada penambahan kasus sama sekali. Beberapa provinsi yang melaporkan jumlah sembuh lebih banyak dari pada kasus positif yang dilaporkan hari ini di antaranya adalah NTB 21 kasus baru dan 31 sembuh. Kemudian Kepulauan Riau 9 kasus baru, 12 sembuh. Kalimantan Timur 5 kasus baru 17 sembuh, Sumatera Barat 4 kasus baru dan 6 sembuh, kemudian Sulawesi Barat 1 kasus baru 5 sembuh, Kalimantan Utara tidak ada laporan kasus baru tapi 8 sembuh, Sulawesi Tengah tidak ada kasus baru dan 4 sembuh.
Komunikasi yang kami lakukan dengan dinas kesehatan terkait dengan masih tingginya kasus ini, ini diperoleh dari tracing atau penelusuran kontak dekat dari kasus positif yang dirawat di rumah sakit dilakukan secara lebih agresif dan kemudian dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan PCR atau TCM. Ini menunjukkan bahwa pemeriksaan atau testing secara lebih banyak secara masif telah kita mulai dan kita laksanakan dalam beberapa minggu terakhir ini berbasis pada hasil tracing yang agresif. Ini menjadi penting karena dengan kita bisa mengidentifikasi kasus positif maka kita bisa menentukan langkah lebih lanjut diantaranya adalah melaksanakan isolasi yang ketat dan kemudian melaksanakan perawatan manakala ditemukan gejala yang signifikan agar tidak menjadi sumber penularan bagi di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, kami menyakini betul bahwa tracing yang kita lakukan secara agresif belum bisa menjangkau 100 persen kontak erat. Oleh karena itu kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan baru di dalam konteks untuk berkomunikasi secara sosial, di dalam konteks untuk melaksanakan aktifitas produksi lagi dengan mematuhi protokol kesehatan. Kita harus betul-betul disiplin untuk menjaga jarak secara fisik dengan orang lain. Kemudian menggunakan masker dan kemudian rajin mencuci tangan. Karena inilah upaya yang bisa kita lakukan karena kita yakini belum 100 persen kasus positif kita temukan di masyarakat. Oleh karena itu, Saudara-saudara sekalian, optimisme tetap kita harus bangun dari sekarang.
Hari ini ada 540 kasus yang dilaporkan sembuh.sehingga totalnya menjadi 16.243 kasus. Meninggal 45 orang sehingga totalnya menjadi 2.276 orang. Sudah 432 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak COVID-19 ini. Kemudian kita masih melakukan pemantauan terhadap 42.714 orang odp dan pengawasan pada pasien dalam pengawasan sebanyak 13.279 orang.
Saudara-saudara, inilah pentingnya untuk menjadi pedoman kita bersama bahwa di dalam adaptasi kebiasaan yang baru mengharuskan kita untuk menjamin diri kita masing-masing tidak tertular dari COVID-19 ini. Karena kalau kita aman dari COVID-19 karena perubahan kebiasaan kita menuju ke kebiasaan baru kebiasaan yang pelaku menjaga jarak, membiasakan untuk menjaga jarak dengan orang lain secara fisik, menghindari kerumunan selalu menggunakan masker saat keluar rumah dengan cara yang benar dan rajin mencuci tangan maka kita akan bisa memutus kan rantai ini. Kita akan aman dari tertular, dalam kondisi kita aman dari penularan COVID-19, kita akan bisa produktif kembali, kita akan bisa bekerja kembali. Ini bukan hanya dilakukan oleh bangsa kita seluruh dunia menyikapi hal yang sama terhadap upaya untuk menanggulangi pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, berkali-kali kami tidak akan pernah bosan untuk sekali lagi mati kita segera beradaptasi dengan kebiasaan baru, dengan kebiasaan yang bisa menjamin bahwa kita aman dari kemungkinan tertular COVID-19, dari kemungkinan kita seandainya menjadi sakit menularkan ke orang lain. Karena dengan cara seperti inilah maka kita akan bisa produktif, kita masih belum bisa mengharapkan dalam waktu dekat vaksin ditemukan sehingga kita bisa mendapat kekebalan buatan, belum dalam waktu yang dekat. Namun bukan berarti kita tidak harus melakukan aktivitas apa pun, karena kehidupan harus terus berjalan. Inilah yang menjadi pertimbangan seluruh dunia dan ini yang menjadi pertimbangan pemerintahan di dalam kaitan menyikapi adanya pandemi COVID-19 ini. Ini permasalahan kita bersama.
Oleh karena itu, hanya kita secara bersama-sama dan terus-menerus harus melakukan perubahan kebiasaan ini. Kami yakin basis dari upaya untuk merubah kebiasaan ini ada pada keluarga. Kami sangat berharap bahwa di lingkungan keluarga terjadi perubahan ini. Tentunya dengan keteladanan kepala keluarga, ini menjadi kunci agar kita secara bersama sama bisa membiasakan, bisa membudayakan kepada anak-anak kita untuk tertib dan patuh menjalankan protokol kesehatan. Kita bisa, kita pasti bisa, terima kasih, selamat sore.