Anggota DPRD Banten dari fraksi PKS, Juhaeni M Rois tampak berada di antara ulama dalam video penolakan rapid test di Kota Serang. Menurutnya, itu adalah aspirasi.
"Tadinya diundang halal bihalal, ketika mau pulang diminta hadir itu dulu," kata Juhaeni saat dikonfirmasi melalui seluler, Serang, Banten, Selasa (16/6/2020).
Katanya, ia tidak memaksa pendapat ulama dan santri yang menolak rapid test. Sebagai anggota dewan, ia mengaku hanya menampung aspirasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka nggak mau, masa dipaksa, kiai kan nggak enak. Kita sebagai anggota dewan menampung aspirasi saja," ungkapnya.
Secara pribadi, ia mengaku mentaati aturan dan anjuran rapid test. Ia juga menyampaikan hal tersebut ke kiai dan santri yang tergabung di Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) di Kota Serang.
"Kita mendukung aja kalau aspirasi masyarakat mah kan. Artinya antara pendapat dan dukungan berbeda," pungkasnya.
Beredar video penolakan rapid test dilakukan untuk kiai dan santri di Kota Serang dari kiai dan santri yang tergabung di FSPP. Salah satu kiai di video tersebut Enting Abdul Karim menyatakan alasan penolakan karena para ulama yang ketakutan.
"Kalau soal rapid jadi gini, kiai-kiai pada takut sebenarnya. Berawal dari ketakutan yang tinggi karena media sosial kadang-kadang menyiarkan, memberitakan nggak jelas," kata Enting kepada detikcom.
(bri/mud)