Bersitegang dengan Korsel, Korut Ledakkan Kantor Penghubung

Bersitegang dengan Korsel, Korut Ledakkan Kantor Penghubung

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 16 Jun 2020 15:29 WIB
Wilayah Kaesong, letak kantor penghubung Korea yang diledakkan Korut (AFP Photo)
Foto: Wilayah Kaesong, letak kantor penghubung Korea yang diledakkan Korut (AFP Photo)
Seoul -

Korea Utara (Korut) meledakkan kantor penghubung antar Korea di dekat perbatasan Korea Selatan (Korsel) pada hari Selasa (16/6/2020). Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan ini adalah buntut dari perseteruan yang dipicu oleh selebaran anti-Korut.

"Korea Utara meledakkan Kantor Penghubung Kaesong pada pukul 14:49," kata kementerian itu, yang menangani hubungan antar-Korea, seperti dilansir dari AFP, Selasa (16/6/2020).

Kantor berita Korsel, Yonhap melaporkan, pernyataan itu muncul beberapa menit usai ledakan terdengar dan asap tampak naik dari zona industri bersama yang tertutup lama di Kaesong, di mana kantor penghubung didirikan dua tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Hal ini terjadi setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengatakan pada akhir pekan lalu soal kehancuran kantor penghubung itu. Hal ini dipicu oleh selebaran anti Korut yang dibuat oleh para pembelot.

"Tak lama lagi, sebuah adegan tragis dari kantor penghubung bersama utara-selatan yang tidak berguna, yang benar-benar runtuh akan terlihat," ujar Kim Yo Jong.

Analis mengatakan Korut mungkin berusaha untuk membuat krisis guna meningkatkan tekanan pada Korsel, sementara negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat terhenti.

Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan pada hari Selasa (16/6) bahwa hubungan kedua negara Korea itu memburuk dan telah mempelajari "rencana aksi" untuk "mengubah garis depan menjadi benteng".

Dia menjelaskan, hal itu termasuk memasuki kembali daerah yang telah didemiliterisasi di bawah perjanjian antar-Korea.

Menurut laporan Agensi Berita Sentral Korea (KNCA), tentara Korut sepenuhnya siap siaga menghadapi Korsel. Sementara itu, pada hari Senin (16/6), Presiden Korsel Moon Jae-in mendesak Korut untuk tidak "menutup jendela dialog".

Sejak Korut mengutuk peluncuran selebaran, kementerian unifikasi Seoul telah mengajukan laporan ke polisi terhadap dua kelompok pembelot dan memperingatkan akan "tindakan keras menyeluruh" terhadap para aktivis.

Kedua Korea secara teknis tetap berperang setelah permusuhan Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953. Gencatan senjata itu tidak pernah digantikan dengan perjanjian damai.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads