Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan alat bernama Warning Receiver System New Generation (WRS New Generation) itu dipasang di kantor pemerintah daerah dan BPBD kota/kabupaten untuk menerima informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG.
Beberapa daerah yang sudah dipasang WRS New Generation yakni Sukabumi, Cianjur, Garut, Subang, Purwakarta, Banjar, Karawang, Indramayu, Tasikmalaya, Cirebon, Bogor, Bandung, Ciamis, Sumedang, Depok, Kabupaten Bandung Barat, Kuningan, kabupaten/kota lainnya.
"Kami sudah selesai memasang WRS New Generation, jadi nantinya alat tersebut dimanfaatkan oleh BPBD dengan cepat dan otomatis saat menerima informasi soal gempa dan tsunami. Sistem komunikasinya melalui satelit," ungkap Tony saat dihubungi, Selasa (16/6/2020).
Menurut Tony wilayah Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi gempa bumi dan tsunami dengan dua jenis sumber gempa, yaitu sumber gempa di daerah subduksi di Laut Selatan Pulau Jawa dan sumber gempa di darat dari sesar aktif.
"Berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman sehingga WRS New Generation ini akan menunjang serapan dan penyebarluasan informasi untuk ditindaklanjuti ke masyarakat," ucapnya.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan selama periode 2008-2019, rata-rata dalam setahun terjadi sebanyak 5.818 kali gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 347 kali dan 2 tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami.
Sejak Tahun 2008 BMKG sudah memasang sebanyak 275 peralatan WRS. Mengingat peralatan WRS masih sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah dan lembaga terkait.
"WRS new generation ini dapat menyajikan informasi dalam waktu kurang dari 3 menit bahkan bisa dalam waktu 2 menit setelah terjadi gempa bumi. Karena informasi bersifat realtime, meskipun parameternya bersifat sementara namun dapat digunakan untuk mengambil respon cepat mitigasi kebencanaan," ujarnya.
(mso/mso)