Pekanbaru -
Pesawat tempur milik TNI AU jatuh di kawasan permukiman warga Kampar, Riau. Tak ada korban jiwa akibat insiden ini.
Peristiwa ini terjadi di area Perum Sialang Indah, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau, Senin (15/6/2020).
Pesawat tersebut jatuh saat hendak mendarat usai latihan terbang rutin. Berikut fakta-fakta terkait jatuhnya pesawat tempur tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Jatuh saat Latihan
Pesawat tempur milik TNI AU jatuh di Kampar, Riau, saat sedang latihan. Pesawat jatuh saat hendak kembali ke Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru.
"Itu pesawat dari Lanud Pekanbaru, latihan biasa, normal," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma Fajar Adriyanto saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (15/6).
Pesawat jatuh sekitar 5 Km dari Lanud. Pesawat sempat mengeluarkan api saat terjatuh. Petugas pemadam kebakaran kemudian datang untuk proses pemadaman api.
"Lokasi kejadian di 5 km dari runway 36 Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru," kata Marsma Fajar.
2. Berjenis Hawk 209 Buatan 1990
KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan pesawat tempur yang terjatuh berjenis Hawk 209 dengan nomor registrasi TT 0209. Pesawat tersebut buatan tahun 1990 dan sudah punya 3.100 jam terbang.
"Buatan tahun 1990 sampai saat ini usia airframe-nya sudah 3.100 jam," kata Marsekal Fadjar dalam konferensi pers di Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru, Riau, Senin (15/6).
Dia mengatakan usia dan jumlah jam tersebut tergolong normal. Dia mengatakan pihaknya bakal melakukan investigasi lengkap terkait jatuhnya pesawat ini.
"Ini sudah 3.100 (jam), tidak terlalu banyak juga tidak terlalu sedikit, normal dari sisi usia," ucapnya.
Pesawat ini didesain untuk melakukan penyerangan ke darat. Dilansir situs TNI Angkatan Udara (AU), diakses detikcom pada Senin (15/6/2020), Hawk 200 adalah pesawat buatan British Aerospace (BAE), Inggris. Pesawat ini mulai bergabung dengan TNI AU sejak 1996.
Spesifikasinya, pesawat ini bermesin Turbo Fan, 871 Adour twin-spool. Mesin turbofan rendah ini merupakan produk dari Rolls-Royce.
3. Dipastikan Layak Terbang
TNI AU akan menginvestigasi penyebab pesawat tempur jenis Hawk 209 jatuh di Kampar, Riau. TNI AU menegaskan kondisi pesawat itu layak terbang.
"Jadi pesawat ini layak terbang. Karena setiap pesawat yang akan digunakan melalui proses pengecekan terlebih dahulu," kata KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Fadjar menegaskan pesawat itu juga melakukan penerbangan beberapa hari sebelumnya. Tidak ada masalah dalam penerbangan sebelumnya.
"Pesawat ini beberapa hari sebelumnya juga dilaksanakan penerbangan, normal tidak ada permasalahan," ujarnya.
4. Kehilangan Power Saat Hendak MendaratPesawat tempur jenis Hawk 209 nomor registrasi TT 0209 yang jatuh di Kampar, Riau, disebut kehilangan power saat akan mendarat ke Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru usai latihan. Namun, TNI bakal melakukan investigasi detail soal jatuhnya pesawat tersebut.
"Kecelakaan terjadi saat pesawat akan mendarat kembali dari latihan rutin terjadwal, tapatnya pukul 08.13 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma Fajar Adriyanto saat dimintai konfirmasi detikcom.
Lokasi pesawat jatuh sekitar 4 km dari ujung runway 36, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar Pekanbaru, Riau. Pesawat pun mengalami kerusakan berat akibat terjatuh.
"Saat akan mendarat di runway 36, pesawat kehilangan power," ucapnya.
5. Timpa 2 Rumah Kosong
Pesawat tempur milik TNI AU tersebut jatuh tepat di area perumahan warga. Ada dua rumah kosong yang tertimpa pesawat.
"Pesawat kondisi rusak berat (total lost), menimpa dua rumah warga yang dalam keadaan kosong," kata Kadispenau, Marsma Fajar Adriyanto.
Tak warga yang menjadi korban akibat peristiwa tersebut. Pesawat itu jatuh saat hendak mendarat usai latihan rutin.
"Kecelakaan terjadi saat pesawat akan mendarat kembali dari latihan rutin terjadwal, tepatnya pukul 08.13 WIB," ucapnya.
6. Ada Keanehan Mesin-Letupan Sebelum Terjatuh
KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan pesawat tempur jenis Hawk 209 nomor registrasi TT 0209 yang jatuh di Kampar, Riau, baru pulang latihan. Ada tiga pesawat yang latihan.
"Kejadiannya pesawat ini bertiga setelah selesai melaksanakan latihan penembakan di daerah Siabu kembali untuk mendarat," kata Fadjar Prasetyo dalam konferensi pers di Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru, Senin (15/6).
Fadjar mengatakan latihan di Siabu berjalan normal. Namun saat kembali, pesawat yang urutan terakhir mengalami kecelakaan saat akan mendarat.
Pilot sempat melaporkan terjadi keanehan pada mesin. Ada suara aneh dan diikuti dengan lampu warning light atau lampu peringatan.
"Jadi ada sesuatu yang tidak benar pada mesinnya dan lalu dilanjutkan mesin pesawat itu kehilangan tenaga, lost power. Komunikasi masih normal dilaporkan bahwa beliau mengalami kehilangan tenaga, mesin terjadi kerusakan," ujarnya.
Dia mengatakan sempat ada letupan. Meski demikian, dia memastikan pesawat tidak meledak di udara.
"Salah satunya memang ada letupan dirasakan juga oleh penerbang, tetapi itu tidak meledak di udara, jadi dipastikan tidak meledak di udara. Setelah jatuh memang pesawat itu terjadi kebakaran," kata Fadjar.
7. Pilot Selamat
Pilot pesawat tempur yang jatuh di Riau, Lettu Pnb Apriyanto Ismail, dipastikan selamat. Dia keluar dari pesawat menggunakan kursi lontar.
"Pilot berhasil melontarkan diri dari pesawat menggunakan ejection seat dan selamat," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma Fajar Adriyanto dalam keterangannya, Senin (15/6).
Pilot tersebut mendarat di area perumahan warga tak jauh dari lokasi pesawat jatuh. Warga pun menolong pilot yang disebut sempat meminta tolong.
Apriyanto disebut keluar dari pesawat setelah melaporkan ada keanehan pada mesin. Pesawat tempur tersebut kehilangan tenaga saat hendak mendarat usai latihan rutin.
"Jadi ada sesuatu yang tidak benar pada mesinnya. Dan lalu dilanjutkan mesin pesawat itu kehilangan tenaga, lost power. Komunikasi masih normal dilaporkan bahwa beliau mengalami kehilangan tenaga, mesin terjadi kerusakan dan langsung dia menyampaikan bahwa dia akan melaksanakan eject atau loncat dari pesawat lalu dilaksanakan loncat dari pesawat," ujar KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Kursi lontar yang digunakan pilot diduga jatuh di rumah salah satu warga. Peristiwa itu pun membuat atap salah satu rumah warga berlubang.
8. Investigasi Diperkirakan 2 Minggu
KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan pihaknya bakal melakukan investigasi lengkap terkait jatuhnya pesawat tempur di Kampar, Riau. Investigasi diperkirakan berlangsung 2 minggu.
"Investigasi berlangsung dua minggu," kata Fadjar di Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru, Riau, Senin (15/6/2020)..
Dia mengatakan pihaknya juga bakal mengecek ulang kondisi kesehatan pilot. Dia memastikan pilot pesawat tersebut, Lettu Pnb Apriyanto Ismail, selamat dan sedang dirawat di RS.
"Sehat, baik, kondisi psikis secara visual baik. Tapi akan dilaksanakan tes psikologi. Investigasi sangat lengkap, penerbang dicek kesehatan lagi, psikologis dites lagi, yang lain-lain, pesawat dicek tim khusus lagi," tuturnya.
Bangkai pesawat yang jatuh saat ini masih berada di salah satu kawasan perumahan di Kampar, Riau. Fadjar mengatakan pesawat yang jatuh itu masih berada di lokasi untuk keperluan investigasi.
"Kita masih memerlukan posisi terakhir di situ untuk investigasi," ucapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini