Penelitian AS yang memperkirakan virus corona kemungkinan sudah berjangkit di Wuhan, China, pada Agustus 2019, lebih awal dari yang diyakini selama ini, menuai kritik.
Penelitian oleh tim Harvard University yang dirilis pada awal Juni 2020 ini mendapatkan perhatian luas dan dibantah oleh China serta metodologinya dipertanyakan oleh sejumlah peneliti independen.
Bagaimana hasil penelitian?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian, yang belum dikaji oleh ilmuwan lain itu, didasarkan pada citra satelit dari pergerakan lalu lintas di sekitar rumah sakit di Wuhan dan pelacakan pencarian online untuk gejala medis tertentu.
Penelitian menyebutkan ada peningkatan yang nyata terkait jumlah kendaraan yang diparkir di luar enam rumah sakit di kota sejak akhir Agustus hingga 1 Desember 2019.
- Warga Wuhan menolak karantina: 'Lebih baik kami mati di rumah'
- Virus corona: Buku harian perempuan yang hidup sendirian di Wuhan, kota yang ditutup
- Wuhan kendurkan 'lockdown' saat dunia berperang lawan Covid-19
Ini bertepatan dengan peningkatan pencarian online untuk kata-kata yang kemungkinan merupakan gejala virus corona seperti "batuk" dan "diare", kata laporan Harvard.
Peneliti Harvard University mengamati pergerakan lalu lintas di rumah sakit di Wuhan (Getty Images)
Penelitian ini menjadi temuan penting karena kasus paling awal yang dilaporkan di Wuhan tidak lebih dari awal Desember.
Para akademisi menulis: "Meskipun kami tidak dapat mengonfirmasi apakah peningkatan volume terkait langsung dengan munculnya virus corona, namun penelitian kami mendukung penelitian terakhir yang menunjukkan virus muncul sebelum laporan kasus di pasar Seafood Huanan."
Studi Universitas Harvard itu mendapatkan banyak sorotan media. Presiden Trump yang sangat kritis dalam merespon pandemi China, membalas cuitan Fox News yang menyoroti temuan para peneliti. Cuitan ini telah dilihat lebih dari tiga juta kali.
https://twitter.com/realDonaldTrump/status/1270538700926136323
Jadi, apakah penelitian tersebut dapat dipercaya?
Penelitian ini mengklaim ada peningkatan permintaan dalam pencarian online untuk kata-kata terkait gejala virus corona, terutama "diare", pada Baidu, mesin pencari populer China.
Namun, pejabat perusahaan Baidu membantah temuan mereka dan mengatakan bahwa sebenarnya ada penurunan pencarian kata "diare" selama periode itu.
Jadi apa yang terjadi?
BBC
Istilah yang digunakan dalam makalah Harvard University sebenarnya diterjemahkan dari bahasa China sebagai "gejala diare".
Kami memeriksa ini pada mesin pencari Baidu yang memungkinkan pengguna untuk menganalisis popularitas permintaan pencarian, seperti Google Trends.
Istilah pencarian "gejala diare" memang menunjukkan peningkatan permintaan dari Agustus 2019.
Namun, kami juga mencoba istilah "diare", istilah pencarian yang lebih umum di Wuhan, dan sebenarnya menunjukkan penurunan dari Agustus 2019 sampai wabah dimulai.
Seorang penulis utama makalah Harvard, Benjamin Rader, mengatakan kepada BBC bahwa "istilah pencarian yang kami pilih untuk 'diare' dipilih karena itu adalah yang paling cocok untuk kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan disarankan sebagai istilah pencarian terkait dengan virus corona".
Kami juga melihat popularitas pencarian "demam" dan "kesulitan bernapas", dua gejala umum virus corona lainnya.
Pencarian untuk "demam" meningkat sedikit setelah Agustus 2019, pada tingkat yang sama dengan "batuk", dan pertanyaan untuk "kesulitan bernapas" menurun pada periode yang sama.
Ada juga pertanyaan yang diajukan tentang penelitian yang menggunakan diare sebagai indikator penyakit.
- Mahasiswa Indonesia di Wuhan ingin dievakuasi, Kemlu tunggu kebijakan pemerintah China
- Gejala Covid-19, penyebaran, penanganan, pengobatan dan penyembuhan
- Sejumlah TKI ilegal terisolasi di Wuhan, 'semoga ada keajaiban boleh ikut pulang bareng-bareng'
Sebuah studi skala besar di Inggris terhadap hampir 17.000 pasien virus corona menemukan bahwa diare adalah gejala ketujuh yang paling umum, jauh di bawah tiga teratas: batuk, demam, dan sesak napas.
Bagaimana dengan penelitian mengenai jumlah mobil?
Dalam penelitian Harvard University di enam rumah sakit dilaporkan adanya peningkatan jumlah mobil di tempat parkir rumah sakit dari Agustus hingga Desember 2019.
Namun, kami telah menemukan beberapa kelemahan serius dalam analisis mereka.
Laporan tersebut menyatakan bahwa gambar dengan tutupan pohon dan bayangan bangunan dikeluarkan untuk menghindari kendaraan yang dinilai terlalu rendah.
Namun, gambar satelit yang dirilis ke media menunjukkan area besar tempat parkir rumah sakit terhalang oleh gedung-gedung tinggi. Ini berarti bahwa tidak mungkin untuk secara akurat menilai jumlah mobil yang ada.
Dalam cuitan di bawah ini, kami telah memberi penjelasan dengan kotak putih area yang dikaburkan oleh gedung-gedung tinggi.
https://twitter.com/BenDoBrown/status/1271394721533960193
Ada juga tempat parkir bawah tanah di Rumah Sakit Tianyou, yang terlihat pada fungsi tampilan jalan Baidu, tetapi hanya pintu masuk yang terlihat pada citra satelit - bukan mobil di bawah tanah.
Salah satu penulis penelitian Harvard University, Benjamin Rader mengatakan, "kami jelas tidak dapat menjelaskan parkir bawah tanah dalam periode waktu penelitian mana pun dan ini adalah salah satu keterbatasan dari jenis penelitian ini."
https://twitter.com/BenDoBrown/status/1271396483091378181
Ada juga sorotan tentang pilihan rumah sakit untuk penelitian Harvard University itu.
Rumah sakit Perempuan dan Anak-anak Hubei adalah salah satu situs yang disertakan, tetapi anak-anak jarang memerlukan perawatan di rumah sakit untuk virus corona.
Sebagai tanggapan, penulis mengatakan temuan mereka masih tetap menunjukkan peningkatan penggunaan parkir mobil secara keseluruhan bahkan jika rumah sakit ini harus dikeluarkan dari survei.
Para peneliti juga bisa membandingkan data mereka dengan rumah sakit di kota-kota China lainnya, untuk melihat apakah kenaikan lalu lintas dan permintaan pencarian khusus untuk Wuhan, saat wabah pertama kali muncul.
Tanpa perbandingan itu, selain juga pertanyaan yang kami ajukan tentang pencarian online untuk gejala medis, bukti atas penduduk Wuhan yang menerima pengobatan untuk virus corona dari Agustus tahun lalu, penelitian ini tetap sangat dapat diperdebatkan.
Namun, masih banyak yang kita tidak tahu tentang penyebaran awal virus di Wuhan.
BBC
Baca artikel lain dari BBC Reality Check
Ikuti BBC Reality Check di twitter
(ita/ita)