Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menegaskan negaranya tidak akan tunduk pada ancaman yang dilontarkan China terkait perdagangan, pariwisata dan pendidikan.
Ketegangan diplomatik kedua negara kian memanas setelah Australia mendesak digelarnya penyelidikan mengenai asal-usul penyebaran virus corona, yang mendapat kecaman keras dari China.
Organisasi World Health Assembly bulan lalu telah menyetujui penyelidikan independen atas pandemi COVID-19 setelah mendapat lobi dari Australia dan Uni Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China berada di bawah tekanan internasional terkait penyelidikan asal-usul penyebaran virus corona, namun tampaknya telah mengambil langkah-langkah untuk "menghukum" Australia yang memulai usulan tersebut.
Pemerintah Australia kembali harus merespon ancaman China pekan lalu, yang menyarankan mahasiswanya mempertimbangkan kembali untuk kuliah di Australia karena tidak aman akibat meningkatnya serangan rasis.
Hua menyebut penelitian ini "konyol" dan sangat lemah secara ilmiah.
"Ini bukti bahwa ada sebagian orang di AS yang dengan sengaja menyebarkan disinformasi tentang China dan harus dikecam oleh masyarakat internasional," katanya.
Pemerintah China bersikukuh jika kasus pertama COVID-19 ditemukan di Wuhan pada bulan Desember 2019 dan sekuensi genetika virus tersebut telah dikirim ke WHO pada awal Januari 2020.
Imperial College London, bekerjasama dengan WHO, menyatakan telah melacak jejak virus ini, dan memperkirakan mulai muncul di China pada 5 Desember 2019.
Ikuti informasi terkini dari Australia di ABC Indonesia.
(ita/ita)