"Kita siapkan 20 ribu rapid test untuk santri," kata Gubernur Banten Wahidin Halim dalam keterangan tertulis di Serang, Banten, Senin (15/6/2020).
Dia mengungkapkan aturan pembukaan pesantren masih dibahas oleh Kementerian Agama. Untuk itu perlu ada kewaspadaan saat lembaga ini dibuka khususnya soal protokol kesehatan.
Berdasarkan data yang ada, dari 4.000 pesantren, hanya ada 500 pesantren yang memenuhi syarat memiliki tempat karantina. Bahkan dari ribuan santri se-Banten hampir 40 persennya adalah dari zona merah. Sebab itu, perlu disiapkan alat rapid test untuk memastikan kesehatan para santri yang ada di lingkungan pesantren.
"Dari 4.000 hanya 500 yang memenuhi syarat. Yakni bangunan dan ada tempat karantina. Dari ribuan santri, 40 persen dari daerah merah," ujarnya.
Sekolah di bawah kewenangan provinsi yaitu SMA/SMK sendiri ditarget normal Desember atau Januari. Sedangkan sekolah di bawah kewenangan Pemkot dan Pemkab disarankan dibuka Desember.
Perpanjangan masa PSBB ia harapkan bisa lebih diperketat bahkan perlu ada sanksi tegas bagi yang menyepelekan. Ia berharap TNI dan Polri bisa menerapkan sanksi.
"Pengawasannya lebih ketat lagi dan ada sanksinya. Tingkat kesadaran masyarakat sudah relatif lebih tinggi,"ujarnya.
Jadi, begitu ada wacana new normal di Banten, protokol kesehatan sudah terinternaliasi. Ada kesadaran memakai masker, tetap tinggal di rumah dan membawa alat kesehatan dan vitamin jika harus keluar.
(bri/mso)