Masih ingat pasien yang dirawat diruang isolasi fatmawati RSMY Bengkulu, SH (66) warga kelurahan Rawa Makmur kota Bengkulu yang diminta bayaran 6,7 juta rupiah dan akhirnya dikembalikan pihak rumah sakit lantaran kesalahan administrasi. Hari ini SH meninggal terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit lantaran kondisinya tiba-tiba drop.
Efran anak kandung SH mengatakan siang tadi tiba-tiba kondisi ibunya drop dan dilarikan ke rumah sakit Raflesia Bengkulu. Namun sesampai di rumah sakit SH dinyatakan telah meninggal, saat sebelum ditangani pihak rumah sakit.
"Emak meninggal sekitar pukul 14.00 wib siang tadi," ujar Efran saat dihubungi detik.com, Minggu (14/06/20).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efran mengatakan pada pagi hari SH masih terlihat sehat, tapi pada siang hari gula darahnya mendadak tinggi dan sesak napas, karena kondisinya makin drop SH dilarikan kerumah sakit terdekat yaitu rumah sakit Raflesia. Namun nyawa SH tidak bisa tertolong lagi
"Saat keluar dulu dari RSMY kondisi emak (ibu) terlihat mulai membaik dan emak mulai mau makan," cerita Efran.
Diketahui sebelumnya Efran menjelaskan saat dirawat di RSMY selama lima hari, kondisi SH memang terlihat mulai membaik tapi masih lemah karena di rumah SH masih terbaring lemah, tapi SH sudah ada keinginan makan.
"Emak kami ini memang menderita gula darah tinggi dan suka sesak saat kena, makanya kami bawa ke rumah sakit kota pada saat itu, tapi dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif, lalu dirujuk ke RSMY untuk di lakukan swab, saat dirumah sakit dilakukan penanganan COVID-19," kenang Efran.
Efran mengatakan ucapakan terimah kasih pada para perawat, yang telah merawat SH selama ini. Serta mohon doa agar SH mendapat posisi yang mulia disisi tuhan YME.
Diberitakan sebelumnya, SH sempat diminta bayaran oleh pihak rumah sakit selama dirawat lima hari diruang isolasi rumah sakit M Yunus Bengkulu, namun belakangan uang yang sudah dibayarkan dikembalikan lagi ke pasien SH dengan alasan ada mis komunikasi pihak rumah sakit.
(dwia/dwia)