Trump Sebut Teknik Polisi Menekan Leher Tersangka Kadang Diperlukan

Trump Sebut Teknik Polisi Menekan Leher Tersangka Kadang Diperlukan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 13 Jun 2020 12:17 WIB
President Donald Trump returns to the White House after visiting outside St. Johns Church, Monday, June 1, 2020, in Washington. Part of the church was set on fire during protests on Sunday night. (AP Photo/Patrick Semansky)
Presiden AS Donald Trump (Foto: AP Photo/Patrick Semansky)
Washington -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan metode kontroversial menekan leher yang digunakan sejumlah polisi AS untuk melumpuhkan tersangka sebaiknya dilarang secara "umum", namun mungkin diperlukan dalam situasi yang berbahaya.

"Jika seorang polisi terlibat dalam perkelahian sengit dan dia meraih seseorang... Anda harus berhati-hati," ujar Trump.

Dia melanjutkan, "konsep menekan leher [tersangka] terdengar sangat murni, betul-betul sempurna."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, menurut Trump, melarang metode ini -- seperti tuntutan para demonstran di seluruh AS akibat ulah keji polisi yang memicu tewasnya George Floyd usai lehernya ditekan lutut polisi -- akan lebih bagus.

"Secara umum begitu," ujarnya dalam wawancara dengan Fox News seperti dilansir AFP, Sabtu (13/6/2020).

ADVERTISEMENT

Trump pun berjanji akan membuat "rekomendasi yang sangat kuat" untuk otoritas lokal.

Dalam rekaman wawancara pada Kamis (11/6) waktu setempat itu, Trump merespons seruan dari seluruh AS agar polisi menghentikan penggunaan metode tersebut ketika melakukan penangkapan tersangka.

Teknik menekan leher atau penguncian leher adalah cara melumpuhkan seseorang dengan aman, tetapi juga berisiko besar membuat seorang tersangka meregang nyawa.

Sebelumnya, Floyd meninggal di Minneapolis setelah seorang polisi menekan lehernya dengan lutut tanpa henti selama nyaris 9 menit. Dia mengabaikan kondisi Floyd yang sekarat akibat tak bisa bernapas.

Kota Midwestern itu kini sepakat melarang metode menekan leher saat polisi melumpuhkan tersangka.

Di New York, Eric Garner, warga Afrika-Amerika tak bersenjata, meninggal pada 2014 setelah seorang petugas polisi melakukan tindakan serupa saat proses penangkapannya.

Saat ditanya mengenai aksi-aksi protes terhadap kebrutalan polisi, Trump mengatakan dirinya ingin "melihat penegakan hukum yang benar-benar berbelas kasih tetapi kuat."

"Ketangguhan kadang-kadang adalah yang paling berbelas kasih," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads