Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melakukan rotasi dan mutasi kepada 13 pejabat di lingkungan Pemprov Jabar. Proses pengambilan sumpah jabatan pimpinan tinggi pratama dan jabatan fungsional dilakukan di dua tempat yang berbeda pada Jumat (12/6/2020).
Perwakilan pejabat diambil sumpahnya secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung dan yang lainnya mengikuti secara virtual di tempatnya masing-masing.
Salah satu pejabat yang jadi sorotoan adalah Dewi Sartika. Sebelumnya Dewi mengemban tugas sebagai Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar). Dia kini menjabat asisten pemerintahan hukum dan kesejahteraan sosial Pemprov Jabar. Posisi yang ditinggalkannya diisi oleh Dedi Supandi, yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Pemindahan tugas ini mengundang perhatian, pasalnya saat ini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jabar 2020 untuk jenjang SMA/SMK sederajat tengah berlangsung.
Sekretaris Disdik Jabar Wahyu Mijaya mengatakan, pergantian kepemimpinan Disdik Jabar tidak akan menggangu pelaksanaan PPDB Jabar 2020. Pasalnya, prosedur dan mekanisme pelaksanannya telah ditetapkan jauh-jauh hari sebelum rotasi pejabat.
Alasan dirotasinya pejabat pun, ujar Wahyu, hal tersebut merupakan kebijakan dari pimpinan. "Pada prinsipnya mengikuti kebijakan pimpinan, yang terbaik seperti apa. Juga kondisi yang ada di lapangan, kami dari dinas pendidikan siap melaksanakan PPDB siapapun pemimpinnya juga," ujar Wahyu saat dihubungi, Jumat (12/6/2020).
"PPDB itu ketuanya ada tersendiri, timnya ada. Jadi Insya Allah semua kita jalankan sesuai dengan mekanisme, proses ini pada saat pelaksanan dan proses pada akhirnya nanti, maksudnya mekanisme awal yang menetukan, bagaimana persyaratan, kesiapan sistem, bagaimana kita bekerjasama dengan Kemendikbud dan Kemendagri, itu sudah kita lalui bersama dan sekarang pelaksanaannya dan sekarang proses evaluasinya, mungkin nanti ada arahan dari pimpinan baru, mungkin ada penyesuaian, tapi kita coba lakukan yang terbaik," kata Wahyu melanjutkan.
Seperti diketahui sejumlah kasus di dunia pendidikan Jabar akhir-akhir ini membetot publik. Pertama mengenai salahseorang kepsek SMKN di Garut yang kedapatan membawa pistol saat diskusi serta pendaftaran online PPDB Jabar yang sempat terkendala aksesnya. Bahkan hari ini ramai kasus surat katebelece dari anggota dewan untuk memasukkan salahseorang siswa ke SMKN di Bandung.