Belasan polisi Minneapolis, Amerika Serikat mengutuk mantan rekan mereka yang menjadi terdakwa pembunuhan George Floyd. Para polisi tersebut menyatakan siap untuk menerima "perubahan, reformasi dan pembentukan kembali".
Sebanyak 14 polisi menulis surat untuk publik yang diposting di situs surat kabar Minneapolis Star-Tribune dan diawali dengan kata-kata "Dear everyone."
Surat ini dibuat setelah aksi-aksi demo atas kematian Floyd (46), pria kulit hitam AS yang tewas di tangan mantan polisi Minneapolis, Derek Chauvin. Floyd tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut Chauvin selama nyaris 9 menit hingga dia sesak napas dan akhirnya mengembuskan napas terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kematian Floyd memicu aksi-aksi demo besar-besaran di berbagai penjuru AS, yang juga diwarnai kerusuhan.
"Kami dengan sepenuh hati mengutuk Derek Chauvin," demikian bunyi surat yang ditulis para polisi tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/6/2020).
"Seperti kami, Derek Chauvin bersumpah untuk memegang kesucian hidup yang paling berharga. Derek Chauvin gagal sebagai manusia dan merenggut martabat dan nyawa George Floyd. Ini bukan siapa kami," imbuh mereka dalam surat tersebut.
Para polisi yang menandatangani surat itu juga menyatakan dukungan untuk Kepala Kepolisian Minneapolis, Medaria Arradondo.
Simak video 'Eks Polisi Pembunuh George Floyd Disidang, Uang Jaminan Rp 17 M':
Arradondo telah menghadapi desakan untuk mengundurkan diri setelah kematian Floyd.
Atas kasus Floyd, para pemimpin kota Minneapolis telah memutuskan untuk membubarkan departemen kepolisian kota tersebut dan membentuknya kembali. Namun Wali Kota Jacob Frey telah menentang pemungutan suara oleh sembilan anggota dewan kota untuk mulai membubarkan departemen kepolisian.
"Kami siap mendengarkan dan menerima seruan untuk perubahan, reformasi dan pembangunan kembali," tulis 14 polisi itu. "Kami bersama Anda bergerak maju. Kami ingin bekerja sama dengan Anda dan mendapatkan kembali kepercayaan Anda," imbuh mereka.
Chauvin (44) ditangkap pada 29 Mei, empat hari setelah kematian Floyd. Dia mengaku tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat dua dan pembunuhan berencana. Tiga mantan polisi Minneapolis lainnya dituduh membantu dan bersekongkol dalam kasus ini.