Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan terus mengoptimalkan layanan kenavigasian serta meningkatkan kompetensi Sumber Daya Alam (SDM) untuk mempersiapkan Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok.
Hal ini dilakukan setelah International Maritime Organization (IMO) melalui Maritime Safety Committee (MSC) ke-101 telah menetapkan TSS di lokasi tersebut dan rencananya akan diimplementasikan pada 1 Juli 2020 serta diperkuat dengan terbitnya IMO COLREG.2-CIRC.74 dan SN.1CIRC.337 tentang Implementasi Traffic Separation Scheme dan Associated Routeing Measures di Selat Sunda dan Selat Lombok.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo menyebut Stasiun Vessel Traffic Services (VTS) Merak pada Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok dan VTS Benoa pada Distrik Navigasi Kelas II Benoa berupaya mempersiapkan layanan kenavigasian untuk kapal-kapal yang melintasi TSS tersebut serta meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di kedua selat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan olehnya saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Mentoring Operator dan Teknisi Telekomunikasi Pelayaran melalui video conference di Jakarta. Ia menyebut, selain optimalisasi VTS, diperlukan pula kesiapan SDM di stasiun VTS sehingga perlu peningkatan dan refresher melalui program latihan yang telah dilaksanakan pada saat ini.
"Saya berharap dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, pelaksanaan program mentoring secara Daring melalui aplikasi dan penyedia layanan pertemuan Online seperti ini dapat menjadi solusi terhadap kendala-kendala teknis maupun lapangan," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (10/6/2020).
Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan VTS pada distrik navigasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah menyusun program Quick Wins untuk implementasi dan pelaksanaan test bed pemanduan secara elektronik (e-pilotage) yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni ini di 4 stasiun VTS yakni VTS Tanjung Priok, VTS Benoa, VTS Tarakan dan VTS Batam.
Ujicoba tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan masukan maupun evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana dalam melaksanakan e-pilotage berdasarkan berbagai karakteristik traffic serta untuk mengoptimalkan fungsi VTS.
Sementara itu, Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemanfaatan teknologi informasi dan sekaligus memenuhi kemampuan sesuai yang dipersyaratkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat menyelenggarakan telekomunikasi pelayaran untuk keselamatan pelayaran.
Sebagai informasi, kegiatan Mentoring Teknisi dan Operator Telekomunikasi Pelayaran dalam Rangka Persiapan Implementasi Test Bed e-Pilotage dan Traffic Separation Scheme (TSS) ini diikuti oleh 60 orang peserta yang terbagi pada masing-masing sesi, peserta merupakan petugas di 6 (enam) stasiun Vessel Traffic Services (VTS), antara lain VTS Tanjung Priok, VTS Merak, VTS Batam, VTS Dumai, VTS Benoa, dan VTS Tarakan.
(akn/ega)