Australia Tuding China Tak Bantu Redakan Ketegangan Hubungan Kedua Negara

Australia Tuding China Tak Bantu Redakan Ketegangan Hubungan Kedua Negara

ABC Australia - detikNews
Selasa, 09 Jun 2020 14:00 WIB
Canberra - Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia Simon Birmingham menuding China sama sekali tidak membantu meredakan ketegangan kedua negara dengan melarang warganya ke Australia.

Hari Sabtu lalu, Kementerian Budaya dan Pariwisata China mengeluarkan peringatan bagi warganya agar jangan berkunjung ke Australia dengan alasan "adanya peningkatan serangan rasis terhadap orang China dan keturunan Asia lainnya".

Media pemerintah China menyebut larangan ini hanyalah reaksi atas apa yang mereka sebut sebagai "kebijakan anti China di Australia".

Dalam wawancara dengan salah satu program radio ABC, Senin (8/06), Menteri Birmingham mengakui orang keturunan Asia kini menghadapi serangan rasisme sejak pandemi COVID-19.

Namun ia menolak anggapan bahwa Australia tidak aman bagi turis asing.

Menteri Birmingham menegaskan Australia merupakan negara yang pemimpin dan masyarakatnya mengecam rasisme serta memiliki proses hukum yang jelas terhadap hal ini.

"Pandangan bahwa Australia bukan tujuan yang aman bagi pengunjung, sama sekali tidak beralasan," ujarnya.

Federal Education Minister Simon Birmingham in the 612 ABC Brisbane studio

Menteri Perdagangan dan Pariwisata Simon Birmingham menilai kebijakan China melarang warganya berkunjung ke Australia sama sekali tidak beralasan. (AP: Xinhua/Li Gang)

Menteri Zhong sebelumnya menyatakan pengenaan tarif impor 80 persen pada gandum Australia dilakukan dengan hati-hati.

Menurut Profesor Golley, China sudah sangat mahir dalam menggunakan tekanan ekonomi untuk mengirim pesan geopolitik.

Bantah peningkatan serangan rasis

Wakil Perdana Menteri Michael McCormack sebelumnya membantah adanya peningkatan serangan rasis di Australia.

"Belum ada gelombang kekerasan terhadap orang-orang keturunan China," katanya.

Sebelumnya dilaporkan adanya warga keturunan Asia yang mengalami insiden rasis di Australia di tengah pandemi.

Pada Maret lalu, mahasiswa asal Hong Kong di Hobart ditinju wajahnya karena mengenakan masker di sebuah supermarket.

Pada April, dua mahasiswa Universitas Melbourne dilecehkan secara verbal dan diserang secara fisik oleh dua wanita yang meneriaki mereka "coronavirus".

Pada bulan yang sama, polisi Queensland mengatakan ada 22 pelanggaran bermotif rasial terhadap warga keturunan Asia di negara bagian itu.

Sejumlah warga keturunan China di Australia yang dihubungi ABC menyatakan larangan perjalanan yang dikeluarkan Beijing mungkin lebih merugikan.

Selama pandemi COVID-19, warga asing yang tinggal di China juga dilaporkan mengalami serangan rasis.

Sejumlah negara Afrika telah menyatakan keprihatinan atas perlakuan diskriminatif terhadap ekspatriat Afrika di China, termasuk menyita paspor, memaksa masuk karantina dan mengusir mereka dari tempat tinggalnya.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia (ita/ita)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads