Begini Konsep dan Saran Pelaksanaan New Normal Menurut Sultan HB X

Begini Konsep dan Saran Pelaksanaan New Normal Menurut Sultan HB X

Pradito Rida Pertana - detikNews
Selasa, 09 Jun 2020 08:50 WIB
Sultan Menyapa Jilid 8, 9/6/2020
(Foto: Dok. Humas Pemda DIY)
Yogyakarta -

Raja Kesultanan Yogyakarta yang juga Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X kembali menyapa masyarakat melalui program #SultanMenyapaJilid8. Dalam sapaan bertajuk 'Menimbang New Normal, Pulihkan Ekonomi' ini, Sultan mengajak masyarakat untuk tidak mendikotomikan protokol kesehatan saat new normal.

Berikut isi dari #SultanMenyapaJilid8:

#SultanMenyapaJilid8

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENIMBANG NEW-NORMAL, PULIHKAN EKONOMI

Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera untuk kita semuanya,

ADVERTISEMENT

Banyak pihak yang mendikotomikan Protokol Kesehatan dengan Ekonomi. Padahal seharusnya tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi. Dengan cara mengatasi pandemi, seraya memulihkan ekonomi. Bukankah jika sakit, orang tidak bisa lagi produktif. Sebaliknya, jika ia sehat, tapi tidak bisa makan, ia pun akan jatuh sakit. Dilemma, memang!

Saya tidak sedang berpendapat melawan arus. Bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Saya juga sepakat akan kemungkinan itu. Saya ikut prihatin melihat banyak kasus merebak, dimana penanganannya belum seberapa cepat dibanding penyebarannya. Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan.

Lalu, sebaiknya bagaimana? Pilihannya harus jalan tengah. Hidup berdampingan dengannya, sambil mematuhi disiplin yang menjadi syaratnya. Hidup mengisolasi diri terus-menerus akan berdampak buruk bagi ekonomi. Melonggarkan aturan, membuka peluang ekonomi, agar bergerak lagi. Karena perlakuan New-Normal harus dikompromikan, tentu belum bisa tumbuh instan. Dengan kapasitas belum penuh, setidaknya ekonomi bisa berjalan bertahap.

Ukuran keberhasilan New-Normal bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Meski produksi, katakanlah digerakkan 100 persen, tapi output-nya pun pasti lebih lambat. Dengan New-Normal ini, masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan. Jika kita berhasil memberlakukan Era New-Normal tanpa memicu lonjakan gelombang kedua Covid-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini.

Jaringan bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Kolaborasi dan kemitraan UMKM dengan perusahaan besar dan lembaga pendukung publik dengan dukungan Pemerintah Daerah, berpotensi mengembangkan keunggulan lokal yang spesifik, dengan daya saing lebih besar, karena tergabung dalam klaster. Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. Inshaa Allah!
Sekian, terima kasih. Selamat berjuang, dan semoga sehat selalu!

Wassalamualaikum wr. wb.

Selasa Legi, 9 Juni 2020
HAMENGKU BUWONO X

Simak juga video 'Melihat Angkot di Era New Normal dengan Protokol Kesehatan':

Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji menjelaskan maksud dari #SultanMenyapaJilid8 ini. Menurutnya, pandemi COVID-19 telah merubah tatanan masyarakat dunia. Guna mencegah penularan wabah virus Corona yang meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah, apabila tidak ada kepentingan yang sangat mendesak.

Lanjutnya, perubahan tersebut ternyata berdampak luas di banyak sektor. Berubahnya aktivitas masyarakat akibat pandemi COVID-19 tersebut membuat dunia usaha, pariwisata, transportasi dan sektor lain menjadi lumpuh.

"Perlu ada mekanisme melonggarkan kebijakan terkait mobilitas dan aktivitas warga. Memang, di sisi lain, COVID-19 masih terus mengancam. Korban jiwa akibat virus corona pun terus bertambah. Di sinilah, pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020).

Lebih lanjut, Ditya menyebut new normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. New normal sendiri diharapkan menjadi new life style yang lebih mengedepankan sisi kesehatan dalam seluruh aspek kehidupan, dengan prinsip higienitas dan safety yang lebih tinggi.

Apabila protokol kesehatan tetap dapat dijalankan dengan konsisten dan disiplin, maka hal ini akan menjadi kebiasaan baru, sehingga tidak menjadi sebuah kendala dalam beraktivitas.

"New normal adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh, selama vaksin COVID-19 belum ditemukan. Memang perlu adaptasi, edukasi dan sosialisasi terkait implementasi new normal," ujarnya.

"Proses edukasi dan sosialisasi inilah yang seharusnya selalu dilakukan, agar masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan di era new normal, baik di kehidupan bermasyarakat dan bekerja," imbuh Ditya.

Saat ini, rancangan new normal dalam setiap bidang pekerjaan sedang didesain oleh lembaga pemerintah maupun non-pemerintah. Desain new normal ini akan terus berkembang, mengikuti perkembangan situasi.

"Demikian pula dengan desain infrastruktur dan peralatan di berbagai sektor, dipastikan harus mengikuti tatanan new normal. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bisa selalu beradaptasi dengan situasi, meretas batasan-batasan dengan memanfaatkan teknologi, berinovasi," katanya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads