Jakarta -
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun. Wasekjen Partai Demokrat (PD) Irwan menilai penurunan elektabilitas Anies bisa saja karena pemberitaan soal perbedaan kebijakan dengan pemerintah pusat.
"(Elektabilitas) Pak Anies memang turun, tetapi tidak signifikan dan kemungkinan dipengaruhi beberapa pemberitaan perbedaan kebijakan dengan pemerintah pusat. Jadi, bagi saya survei di tengah pandemi COVID-19 ini tidak bisa jadi acuan untuk meneropong pemilihan presiden yang akan datang," kata Irwan kepada wartawan, Senin (8/6/2020).
Irwan menyebut survei Indikator Politik Indonesia menguntungkan bagi Ketua Umum (Ketum) PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sebab, meskipun bukan kepala daerah, elektabilitas AHY justru di atas Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bicara survei ini, bagi saya menarik dan menguntungkan bagi AHY sebagai Ketum Partai Demokrat. Karena, walaupun bukan sebagai kepala daerah yang berhadapan langsung dengan penanganan COVID-19 tetapi mampu meraih 4,8%," terang Irwan.
"Tentu ini adalah apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kebijakan Ketua Umum AHY untuk melaksanakan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona serta Gerakan Nasional Demokrat Peduli dan Berbagi," imbuhnya.
Anggota Komisi V DPR RI ini meyakini angka elektabilitas tokoh akan dinamis. Terlebih, sebut dia setelah pandemi virus Corona berakhir.
"Tentu survei ini akan terus dinamis, apalagi pasca COVID. Para kepala daerah yang beruntung secara elektabilitas karena COVID-19 akan kehilangan momentum politik dan tentu membuat semua menjadi dinamis lagi untuk meraih simpati masyarakat," sebut Irwan.
Survei Indikator: Elektabilitas Anies Turun, RK-Ganjar Naik:
Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon enggan menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia. Jansen menilai membicarakan pilpres saat ini sama saja dengan tidak menghargai pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Aduh, terlalu kedinian kita kalau bicara pilpres, ya. Apalagi waktunya masih 4,5 tahun lagi. Masih jauh banget. Dan ini kan sama aja kita tidak menghargai pemerintahan Pak Jokowi, jika 'pagi pagi' gini sudah bicara pilpres. Apalagi di tengah pendemi dan pemerintahan hasil pemilu kemarin baru jalan 8 bulan," papar Jansen.
Sebelumnya, berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Gubernur DKI Anies Baswedan mengalami penurunan. Sementara elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil naik.
Survei tersebut dilakukan via wawancara sambungan telepon pada 16-18 Mei terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang digelar pada rentang Maret 2018-Maret 2020. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar Β± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut ini hasil survei pemilihan Presiden dari Indikator per Mei 2020:
1. Prabowo Subianto 14,1% (Februari 22,2%)
2. Ganjar Pranowo 11,8% (Februari 9,1%)
3. Anies Baswedan 10,4% (Februari 12,1%)
4. Ridwan Kamil 7,7% (Februari 3,8%)
5. Sandiaga Salahuddin Uno 6,0% (Februari 9,5%)
6. Agus Harimurti Yudhoyono 4,8% (Februari 6,5%)
7. Khofifah Indar Parawansa 4,3% (Februari 5,7%)
8. M Mahfud Md 3,3% (Februari 3,8%)
9. Gatot Nurmantyo 1,7% (Februari 2,2%)
10. Erick Thohir 1,6% (Februari 1,9%)
11. Puan Maharani 0,8% (Februari 1,4%)
12. Tito Karnavian 0,6% (Februari (0,8%)
13. Budi Gunawan 0,4% (Februari 0,4%)
14. Muhaimin Iskandar 0,0% (Februari 0,3%)
Tidak tahu/tidak jawab 32,3% (Februari 20,3%)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini