'New normal' mulai diterapkan di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), hari ini. Ratusan warga berdesakan dan mengantre di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk mendapatkan pelayanan pengurusan dokumen kependudukan.
Meski petugas terus mengimbau warga memperhatikan protokol Kesehatan, seperti jaga jarak, saat mengantre, warga seolah tidak peduli dan tetap berdesakan saat masuk ke pintu pelayanan. Karena banyaknya, warga khawatir tak bisa terlayani.
"Saya dari jam 07.00 sudah ada di sini, Pak. Iya karena kan takut kalau harus kembali lagi ke rumah tanpa dilayani karena banyak sekali orang. Ini untuk kebutuhan anak mau daftar sekolah karena memang syaratnya begitu," kata seorang warga, Wati, Senin (8/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membeludaknya warga ini mulai terjadi sejak dibukanya pendaftaran calon siswa baru di setiap tingkatan sekolah yang tetap menggunakan sistem zonasi. Salah satu syaratnya adalah data kependudukan sesuai wilayah yang ditentukan.
"Nah ini juga yang sulit dihindarkan, banyak warga yang butuh karena untuk pendaftaran sekolah dan juga kuliah. Kalau tidak salah sejak tanggal 2 Juni kemarin kalau pendaftaran sekolah itu dibuka sampai tanggal 20," kata Kepala Disdukcapil Maros, Eldrin Saleh.
Warga membeludak tidak hanya untuk kebutuhan pendaftaran sekolah, tapi juga karena target pemerintah pusat untuk segera merampungkan data kependudukan yang sempat tertunda karena tidak adanya blangko e-KTP dan kartu keluarga sejak beberapa tahun terakhir.
"Dari Dirjen ke seluruh Disdukcapil itu kita ditarget 4 Juni kemarin untuk dirampungkan. Tahun lalu kan banyak yang tertunda karena blangko. Jadi warga yang hanya punya surat keterangan (suket) itu segera ganti di KTP. Begitu pun yang sudah perekaman tapi belum sempat ter-print KTP-nya," lanjutnya.
Dari target 9.871 warga mengantongi suket yang harus digantikan KTP elektronik, Disdukcapil saat ini sudah merampungkan 8.762 dokumen. Sementara untuk data Print Ready Record (PRR) atau warga yang sudah menjalani perekaman tapi belum punya KTP sebanyak 3 ribuan, tersisa hanya seribu orang yang belum terlayani.
"Ya sudah lebih dari 80 persen yang kita rampungkan. Saat ini memang tinggal sisanya saja. Kemarin-kemarin itu yang paling banyak karena kan memang kita juga imbau ke desa dan kelurahan agar warganya datang ke sini," sebutnya.
Untuk mengantisipasi warga berdesak-desakan, petugas pun memberlakukan tiga jalur pelayanan di depan pintu masuk. Namun, meski sudah diatur dan diberi pembatas dengan tali, warga yang antre tetap saja banyak yang berdesak-desakan.
"Iya kita buat tiga jalur biar tidak terlalu panjang antreannya. Terus kita tempatkan petugas di sana untuk mengatur agar mereka tetap jaga jarak. Tapi tetap saja berdesakan karena memang banyak orang yang datang bersamaan," terangnya.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Maros secara resmi memberlakukan 'new normal' setelah angka kesembuhan pasien positif COVID-19 telah melebihi 60 persen. Selain tempat wisata dan rumah ibadah, pemerintah juga resmi memberi izin pembukaan pusat perbelanjaan.