Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta, menjadi titik kumpul warga untuk berolahraga. Pakar menyarankan titik kumpul massa itu perlu ditertibkan supaya tak ada penularan virus Corona di kawasan ini.
"Yang ngeri itu tadi pagi orang-orang pada euforia di GBK, bertumpuk-tumpuk masuk gerbang. Pemerintah tetap harus memberi perhatian terhadap apa pun yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Jangan sampai niatnya olahraga tapi malah jadi ketularan, kasihan sekali," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ede Surya Darmawan, kepada detikcom, Minggu (7/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak warga yang berolahraga di kawasan GBK, baik di dekat Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) maupun di sisi luarnya. Mereka mengenakan masker, tapi karena banyak orang, jarak antarorang juga terkadang terpantau dekat satu sama lain.
"Physical distancing tidak boleh dilanggar. Harus ditertibkan, jangan sampai dilepas," kata Ede.
Dia mengingatkan mayoritas orang yang terjangkit COVID-19 di dunia ini tidak menunjukkan gejala. Bisa saja orang yang kelihatannya sehat tapi mempunyai virus di dalam tubuhnya. Orang tanpa gejala itu berisiko menulari orang yang masih sehat. Risiko seperti ini bisa terjadi di mana pun, termasuk di kerumunan kawasan GBK, di Minggu pagi, saat orang-orang sedang mencari sehat.
"(Sebanyak) 86% orang kena COVID-19 adalah OTG alias orang tanpa gejala, ini di seluruh dunia sama. Hanya 14% yang bergejala ringan sampai berat, yang bergejala berat hanya 2%," kata Ede.
Simak video 'Kata Warga Saat Bisa Olahraga Kembali di GBK':
Secara prinsip, warga harus mulai membiasakan diri hidup dengan kenormalan baru, berupa jaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, dan mengenakan masker. Norma yang harus ada adalah hidup lebih bersih, lebih terlindungi, dan lebih disiplin. Namun bila kerumunan tetap ada, perlu penertiban.
"Lebih bagus olahraga di rumah dulu atau di lokasi yang lebih aman," kata Ede.