Akibat wabah virus Corona atau COVID-19, stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sumedang terus berkurang. Saat ini saja stok darah hanya tersisa 120 labu.
Humas PMI Sumedang, Ipan Permana mengatakan, dari 120 labu stok darah yang ada, 60 persennya sudah bernama atau sudah ada yang punya. sehingga labu yang sudah bernama tersebut dipastikan sudah tidak bisa digunakan lagi bagi yang lain.
"Dari 120 labu yang tersisa, 60 persen sudah bernama dan 40 persen lagi merupakan stok under," kata Ipan saat ditemui di Kantor PMI Kabupaten Sumedang, Jumat (5/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ipan mengungkapkan, sebagian warga yang membutuhkan darah di Kabupaten Sumedang mulai khawatir untuk mencari stok darah yang semakin berkurang, terutama bagi keluarga pasien di rumah sakit.
"Sementara tidak semua orang bisa mendonorkan darahnya karena hanya orang-orang yang dinyatakan sehat dan memenuhi persyaratan yang bisa mendonorkan darah," kata Ipan.
Menurutnya dalam kondisi krisis seperti ini, masih banyak pasien di rumah sakit yang membutuhkan darah. Bahkan, untuk kebutuhan darah di rumah sakit sendiri bisa mencapai 1.000 hingga 1.200 labu dalam per bulan.
"Jadi untuk memenuhinya, kami meminta kepada keluarga pasien untuk membawa pendonor darah pengganti," ucap Ipan.
Kata Ipan, kenapa bisa terjadi Krisis stok darah di PMI, hal ini disebabkan karena adanya wabah COVID-19. Salah satunya mobil unit PMI yang biasanya mengadakan kegiatan berkeliling sudah lama tidak bisa beroperasi.
"Tapi setelah peralihan dari PSBB ke AKB, kami dari PMI Sumedang sudah mulai mengimbau kembali koordinator donor darah untuk bisa melaksanakan kembali mobil unit dengan menerapkan protokol kesehatan," jelas Ipan.
(mud/mud)