Gempa M 6,0 di Pulau Saringi Terasa hingga Bali, Ini Analisis BMKG

Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa Magnitudo (M) 6,0 terjadi di Pulau Saringi, Nusa Tenggara Barat (NTB). Analisis BMKG, gempa yang dirasakan hingga Pulau Bali ini merupakan kategori gempa dalam.

Analisis BMKG menunjukkan gempa yang terjadi sekitar pukul 22.54 WIB ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=5,7. Episenter gempa terletak pada koordinat 7.08 LS dan 116.87 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 162 km arah Timur Laut Kota Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB pada kedalaman 653 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangannya.

Rahmat menjelaskan gempa tersebut terjadi akibat subduksi lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Mekanisme gempa, menurutnya, bergerak menurun mendatar.

"Akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun dan mendatar (oblique normal fault)," ucapnya.

Gempa bumi tersebut dirasakan di sejumlah kota di sekitar NTB yakni Denpasar, Kuta, Mataram, hingga Lombok. Belum ada informasi terkait dampak gempa tersebut.

"Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Denpasar, Kuta, Mataram, dan Lombok Barat III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Sumbawa Barat II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)," paparnya.

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu hoax terkait gempa tersebut. Selain itu, masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak akibat gempa.

"Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," ujar Rahmat.

Halaman 1 2

Selanjutnya