Pemerintah kembali memperbarui data kasus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini tercatat ada 27.549 kasus positif, 1.663 orang meninggal dunia, dan 7.935 orang dinyatakan sembuh.
"Hasil pemeriksaannya kita dapatkan bahwa konfirmasi COVID-19 positif sebanyak 609 orang, totalnya menjadi 27.549 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto melalui siaran langsung di YouTube BNPB, Selasa (2/6/2020).
Yuri mengatakan angka penularan masih terus terjadi karena masyarakat belum patuh melaksanakan protokol kesehatan terkait penanganan virus Corona. Yuri mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun secara rutin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saudara-saudara, sekali lagi kerja kita bersama sama memang telah memberikan hasil yang cukup bagus ditandai dengan banyaknya kasus yang menurun di beberapa provinsi namun juga masih ada proses penularan yang masih terjadi ini disebabkan karena masih ada sumber penularan di tengah masyarakat, masih ada orang yang rentan yang mengabaikan pada protokol kesehatan dan belum melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru. Oleh karena itu kita kukuhkan niat kita, komitmen kita untuk menjalankan protokol kesehatan dalam rangka menghadapi kebiasaan yang baru," ujar Yuri.
Update Corona RI: 27.549 Positif, 7.935 Sembuh, 1.663 Meninggal:
Berikut ini pernyataan lengkap Achmad Yurianto pada 2 Juni 2020:
Selamat sore saudara-saudara sekalian pada hari ini kita tadi telah mengikuti beberapa pesan beberapa arahan terkait dengan bagaimana beradaptasi dengan kebiasaan yang baru. Ini adalah sesuatu yang harus kita budayakan. Saudara saudara kita pahami bersama bahwa COVID-19 ini penyebabnya adalah virus yang tumbuh dan menjadi banyak di sepanjang dinding saluran pernafasan kita mulai dari rongga hidung, rongga mulut sampai ke saluran pernafasan yang lebih besar sampai ke paru-paru. Sehingga pada orang yang kemudian pada tubuhnya ada virusnya bisa saja orang itu dalam keadaan sakit yang berat atau sakit yang sedang, pasti ada di rumah sakit atau sakit yang ringan pasti tanpa gejala pasti tidak di rumah sakit dan berada kemungkinan berada di tengah tengah kita. Ketentuan yang seharusnya untuk orang yang membawa penyakit ini yang ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium PCR positif semestinya harus melaksanakan karantina diri secara ketat karena kalau tidak ini lah yang kita sebut sebagai sumber penularan di tengah masyarakat. Apabila kemudian ketemu dengan orang lain yang rentan entah itu dengan orang dewasa muda dengan imunitas yang bagus, orang tua dengan penyakit komorbid atau mungkin anak-anak dengan balita manakala tidak melindungi dengan cara menerapkan adaptasi kebiasaan baru tadi maka sangat besar kemungkinannya akan menular dan tertular.
Oleh karena itu saudara-saudara sekalian adaptasi kebiasaan baru ini mutlak harus kita jalankan. Basis perubahan ini tentunya ada pada edukasi yang terus menerus oleh keluarga, oleh karena itu kita sangat berharap peran keluarga dalam perubahan beradaptasi kebiasaan baru ini menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan secara bersama-sama. Kita tahu anak anak kita termasuk rentan dengan penyakit ini, mungkin dia seharian tidak keluar rumah, seharian dia di rumah, tapi orang tuanya atau saudara-saudaranya yang lain dewasa yang aktif berada di luar bisa saja tidak menyadari membawa penyakit ini ke rumah, oleh karena itu beberapa anjuran tadi yang telah bersama hendaklah menjadi pegangan kita agar tidak terjadi penularan. Beberapa saat yang akan datang tentunya banyak daerah secara bertahap akan mulai mengimplementasikan kebiasaan baru ini sejalan dengan mulai dijalankan kembali aktivitas aktivitas produktif dalam rangka untuk mempertahankan kinerja keseluruhan kita. Oleh karena itu ini bukan sebuah euforia yang kemudian diekspresikan dengan merasa bebas, bebas untuk melakukan apapun, bebas untuk bertindak apa pun, bebas untuk siapapun, dengan mengabaikan protokol kesehatan, dengan mengabaikan kebiasaan-kebiasaan baru yang harus dituntut.
Oleh karena itu kami minta para keluarga betul betul melindungi seluruh anggota keluarganya. Apabila kemudian ada pusat perbelanjaan yang sudah dibuka bukan berarti kita memiliki kebebasan dengan membawa orang tua kita, membawa orang orang yang memiliki komorbid, hipertensi, sakit ginjal, kencing manis untuk kemudian berbondong-bondong datang ke pusat perbelanjaan, atau membawa anak anak kita, balita kita, di tempat tempat itu. Resiko ini akan semakin besar. Oleh karena itu saudara saudara sekalian kebiasaan baru haruslah mulai kita tanamkan kepada seluruh keluarga sejak saat ini. Di dalam era ini tentunya akan banyak sekali perubahan yang harus kita lakukan. Satu sisi dalam konteks layanan kesehatan beberapa waktu yang lalu pemerintah telah menyampaikan sosialisasi tentang penggunaan layanan telemedicine untuk jasa konsultasi kesehatan sehingga tidak perlu di dalam kepentingan konsultasi harus datang ke rumah sakit, harus menunggu di rumah sakit karena ini memberikan risiko yang cukup besar. Di dalam layanan yang lebih spesifik misalnya layanan imunisasi pada anak, kita tidak boleh menghentikan sama sekali layanan imunisasi karena layanan imunisasi hakekatnya adalah hak, hak asasi anak anak kita untuk terlindungi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, mereka harus sehat karena mereka lah masa depan bangsa ini. Tentunya kita tidak bisa menjalankan pola imunisasi dengan pola pola lama posyandu datang bersama-sama, berkerumun, mendengarkan penyuluhan, kemudian menimbang bayi dst harus ada mekanisme yang kita ubah ini lah yang dibutuhkan inovasi inovasi dari semua pihak, dari kader kesehatan, dari petugas imunisasi di puskesmas termasuk dari orang tua balita. Kita mengharapkan bahwa imunisasi tetap harus berjalan karena semua ibu memiliki kartu atau buku monitoring tentang imunisasi mintakan imunisasi ini dijadwalkan, komunikasikan dengan petugas imunisasi di puskesmas, buat janji sehingga tidak perlu lagi imunisasi datang berkelompok dalam satu tempat karena ini akan memberikan resiko yang besar imunisasi harus berjalan. Contoh lain adalah pengobatan pasien dengan penyakit kronis semisal TBC, harus tidak boleh terputus minum obatnya, oleh karena itu kontrol kemudian mendapatkan obat kembali harus dilaksanakan dengan inovasi yang kemudian tanpa mengabaikan keamanan kita dalam penularan COVID oleh karena itu telemedicine bisa dilaksanakan dengan cara sederhana misalnya berkomunikasi dengan menggunakan telepon dengan petugas yang selama ini sudah melayaninya. Oleh karena itu saudara saudara sekalian di dalam kebiasaan baru ini banyak yang akan kita ubah dan ini bukan sesuatu yang sulit karena pada hakekatnya suah banyak yang kita lakukan ini yang harus kita pertahankan. Pengendalian diri kemudian kerjasama kemudian gotong royong adalah menjadi sesuatu yang penting masyarakat harus mampu bisa menjadi kontrol terhadap kebiasaan baru yang dikembangkan bersama-sama. Ini lah yang kemudian harus mewarnai kita di dalam mengantisipasi produktif tapi aman di dari COVID.
Saudara-saudara pada hari ini kami akan melaporkan beberapa hal terkait dengan kinerja data bidang kesehatan yang kami himpun sampai dengan pukul 12.00 WIB. Kita telah melaksanakan pemeriksaan spesimen yang sudah selesai dan terverifikasi sampai dengan pukul 12.00 adalah 9.049 spesimen, namun yang belum selesai pemeriksaan karena terpotong waktu 12.00 adalah 1.143 spesimen sehingga total yang kita periksa sampai dengan saat ini adalah 342.466 spesimen baik dengan real time PCR maupun dengan tes cepat molekuler. Hasil pemeriksaannya kita dapatkan bahwa konfirmasi COVID-19 positif sebanyak 609 orang totalnya menjadi 27.549 orang. Sekali lagi bahwa penambahan jumlah ini tidak merupakan gambaran total keseluruhan yang menggambarkan kondisi tanah air kita. Kita melihat di provinsi Jawa Timur hari ini 213 kasus ini meningkat dibanding hari kemarin, kemudian Provinsi Papua juga meningkat 94 kasus dibanding hari kemarin, Provinsi DKI 60 kasus ini kalau dibanding hari kemarin terjadi penurunan, kemudian Sulawesi Selatan 44 kasus kalau dibandingkan dengan hari kemarin ini adalah penurunan, Sumatera Selatan 24 kasus jika dibandingkan dengan hari kemarin ini penurunan. Ada 4 provinsi yang melaporkan sekarang hanya ada 1 kasus positif dan 11 provinsi yang hari ini dilaporkan tidak ada penambahan kasus sama sekali. Saudara saudara yang sembuh meningkat 298 orang sehingga totalnya menjadi 7.935 orang, kasus meninggal 22 orang sehingga totalnya menjadi 1.663 orang, telah 417 kabupaten kota yang terdampak dari 34 provinsi. Kita masih melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan sebanyak 48.023 orang dan pasien dalam pengawasan 13.213 orang.
Saudara-saudara sekali lagi kerja kita bersama sama memang telah memberikan hasil yang cukup bagus ditandai dengan banyaknya kasus yang menurun di beberapa provinsi namun juga masih ada proses penularan yang masih terjadi ini disebabkan karena masih ada sumber penularan di tengah masyarakat, masih ada orang yang rentan yang mengabaikan pada protokol kesehatan dan belum melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru. Oleh karena itu kita kukuhkan niat kita, komitmen kita untuk menjalankan protokol kesehatan dalam rangka menghadapi kebiasaan yang baru.
Saudara-saudara ikuti terus informasi yang selalu kami berikan untuk pedoman kita agar tidak terbawa oleh berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya atau malah memunculkan kegelisahan kepanikan di tengah masyarakat. Cukup banyak media yang bisa diakses TVRI dan RRI setiap hari menginformasikan ini dan pasti disebarluaskan oleh televisi dan radio swasta yang lainnya. Oleh karena itu mari kita bersama sama memperkuat komitmen kita, disiplin kita yang kemudian kita gunakan untuk melindungi keluarga kita, melindungi tetangga kita, melindungi lingkungan kita, dan nanti kita akan menjadi bagian dari keseluruhan melindungi bangsa Indonesia. Saudara saudara yakin kita bisa, optimis kita bisa mengatasi ini dengan sebaik baiknya kita pasti bisa sekian terimakasih.