Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Profesor Wiku Adisasmito mengatakan pengadaan vaksin COVID-19 memerlukan waktu yang cukup lama. Wiku pun menyebutkan masih ada pendekatan lain dalam mencegah penularan virus COVID-19.
"Jadi, kalau kaitannya dengan imunitas tadi atau vaksin, kan perlu waktunya lama. Sebenarnya kita nggak usah tunggu-tunggu itu. Yang paling penting itu kan pendekatannya preventif. Nah preventif itu ada dua. Tadi preventifnya dengan vaksin kalau bisa, kan masih lama," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Selasa (2/6/2020).
Tindakan preventif lainnya, menurut Wiku, adalah menjalankan protokol kesehatan. Dia mengatakan masyarakat harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan serta disiplin mengingatkan orang di sekitarnya agar tidak terpapar COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Preventif yang sebenarnya ada di diri kita masing-masing adalah mencegah saja kita untuk dapat berinteraksi dengan virus itu secara langsung, maka dengan cara melakukan kita protokol kesehatan yang sudah sering diulang-ulang kan semua sudah sadar itu, praktikkan saja itu secara disiplin, disiplin individu, disiplin kolektif atau kelompok. Kita selalu mengingatkan orang dan orang selalu mengingatkan kita dan seterusnya," ujar Wiku.
"Selama bisa begitu dan tertib disiplin itulah saatnya kita mulai mempertimbangkan untuk melakukan aktivitas yang produktif dan aman COVID. Kan sebenarnya aman kalau sudah diproteksi. Terus kemudian marilah kita beraktivitas produktif. Tapi syaratnya aman dulu, jangan cepat-cepat," imbuh Wiku.
Lebih lanjut profesor dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (FKM UI) ini meminta masyarakat tidak panik karena dapat berpengaruh terhadap imunitas tubuh. Menurut Wiku, tubuh dengan imunitas yang sehat dapat melawan virus COVID-19.
"Jadi sebenarnya hal yang paling penting kaitannya dengan imunitas juga, jangan panik. Jadi kalau kita tahu... saya kembali ulangi lagi ya, kenali musuhmu, kenali dirimu. Seribu kali kau perang, seribu kali kau menang. Jadi kita sudah tahu caranya virus itu bekerja selama kita sudah proteksi. Dia kan bingung sendiri virusnya. Jadi kalau kita sudah begitu, nggak panik, imunitas kita naik, dan bisa saja kita akhirnya mampu kalau sampai terinfeksi moga-moga nggak. Itu kita bisa melawannya dan kita tetap sehat," tutur Wiku.
Sementara itu, Ketua Laboratorium Mikrobiologi FKUI Profesor Pratiwi Sudarmono mengatakan proses pembuatan vaksin memerlukan banyak tahapan. Dia menyebut pengadaan vaksin COVID-19 tidak dapat dapat terbentuk dalam waktu cepat.
Baca juga: Jika Vaksin Corona Tak Kunjung Ditemukan |
"Jadi saya sebagai ahli mikrobiologi secara humble saya harus mengatakan ini tidak akan bisa terbentuk dalam waktu itu dekat. Paling cepat 1 tahun karena harus masuk ke fase yang fase III dan fase IV. Dan saya rasa memerlukan waktu cukup lama, 1 tahun atau 2 tahun," ujar Pratiwi.
Pratiwi juga mengimbau agar masyarakat tetap beraktivitas dan tidak menunggu kehadiran vaksin COVID-19. Menurutnya, masyarakat harus dapat mengubah perilaku dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
"Jadi kita harus mengubah perilaku kita mau tidak mau," imbuh Pratiwi.