Ratusan orang di Perth, Australia, ikut serta dalam aksi solidaritas mendukung warga Amerika Serikat (AS) yang memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd. Aksi ini juga menyoroti ketidakadilan yang terjadi terhadap penduduk asli Australia.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (2/6/2020), unjuk rasa memprotes kematian Floyd ini digelar di Perth secara damai pada Senin (1/6) waktu setempat.
Penyelenggara unjuk rasa ini, Tanesha Bennell, menyebut niat para demonstran adalah 'menunjukkan solidaritas dengan warga kulit hitam' di AS dan juga untuk mengarahkan perhatian kepada persoalan penduduk asli di Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, kami hanya menggelar unjuk rasa damai. Tujuan kami hanya memberikan pengakuan untuk unjuk rasa yang sedang terjadi di Amerika pada saat ini, pergerakan besar yang sedang berlangsung dan menunjukkan solidaritas dengan warga kulit hitam di sana," ucap Bennell dalam pernyataannya.
"Dan juga mengarahkan sorotan kepada semua isu yang terjadi di sini. Ada lebih dari 400 kematian penduduk asli di tahanan yang tidak diselidiki atau ditindaklanjuti. Jadi, itu menjadi persoalan besar dan semua orang tetap berkata 'Oh Australia sangat berbeda', tapi sebenarnya tidak demikian. Jadi, itulah yang kita bahas di sini dan untuk memulai dialog," imbuhnya.
Para demonstran di Perth membawa poster-poster bertuliskan 'Black Lives Matter' dan 'No Pride in Genocide'. Dilakukan juga pembacaan nama-nama penduduk asli yang tewas dalam tahanan polisi, yang disambut tangisan demonstran.
Sekelompok kecil polisi mengawal jalannya aksi solidaritas ini dan tetap menjaga posisi di belakang para demonstran.
Diketahui bahwa penduduk asli Australia hanya mencapai 2 persen dari total populasi, namun mereka berkontribusi atas 27 persen untuk penghuni penjara. Unjuk rasa serupa dijadwalkan akan digelar di kota-kota Australia lainnya, pekan ini.
(nvc/ita)