Walkot Semarang Ingatkan New Normal Bisa Urung Jika Warga Tak Tertib

Walkot Semarang Ingatkan New Normal Bisa Urung Jika Warga Tak Tertib

Reyhan Diandri Ghivarianto - detikNews
Kamis, 28 Mei 2020 20:53 WIB
Pemkot Semarang
Foto: Pemkot Semarang
Jakarta -

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan rencana pemberlakuan skema new normal pada tanggal 8 Juni masih menjadi sebuah kemungkinan, yang berarti opsi perpanjangan kembali pemberlakuan PKM atau bahkan penetapan PSBB masih terbuka.

Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu mengungkapkan, dengan berlipatnya penderita COVID-19 di Kota Semarang sejak masa jelang Lebaran hingga hari ini, dirinya belum bisa memastikan apakah Reproduction Number (RO) COVID-19 di Kota Semarang dapat berada di bawah angka ambang 1 ketika PKM berakhir pada tanggal 7 Juni nanti.

"Kita belum tahu nanti pada saat PKM tahap 2 berakhir nanti RO-nya bisa di bawah 1 atau tidak. Kalau di bawah 1 ya new normal kita jalankan, tapi kalau tidak ya mohon maaf, PKM kita perpanjang, atau bahkan PSBB," ungkap Hendi, dalam keterangan tertulis, Kamis (28/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hendi, sejak angka positif di Kota Semarang menyentuh titik terendah sebanyak 47 orang pada tanggal 19 Mei lalu, jelang Lebaran hingga saat ini justru terus mengalami tren berbalik arah atau semakin bertambah. Puncaknya pada hari ini, Kamis (28/5/2020), tercatat angka positif COVID-19 hampir mencapai dua kali lipat dari titik terendah yaitu sebanyak 86 orang.

"Maka sekarang tergantung masyarakat, mau tertib atau tidak, kalau tidak mau ya kita seperti ini saja, di rumah terus, tidak ada aktivitas yang bisa dijalankan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Hendi pun menekankan, dengan semakin banyaknya masyarakat yang tidak tertib dalam masa PKM maka RO di Kota Semarang akan semakin sulit dikendalikan. Yang berarti kemungkinan menjalankan new normal pada tanggal 8 Juni nanti akan semakin jauh.

"Sampai tadi malam saja, teman-teman patroli masih menemukan rombongan warga yang nongkrong di luar, tanpa masker, diingatkan malah marah-marah," jelas Hendi.

"Saya rasa sulit kalau yang berupaya menuju new normal hanya pemerintah dan sebagian masyarakat saja, perlu upaya bersama, perlu pengorbanan bersama, perlu saling mengingatkan, perlu saling mengimbau," imbuhnya.

Di sisi lain, Hendi juga menegaskan jika pun new normal mulai dijalankan di Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang tak akan langsung melepas segala aturan yang diberlakukan.

"Seperti sekolah misalnya, karena baru masuk Juli, ya nanti di bulan Juli kita lihat, apakah angka COVID-19 trennya konsisten turun, atau bahkan melonjak lagi. Yang pasti kalau SOP Kesehatan sukar dijalankan lalu angka positifnya justru tinggi, yang kita akan ambil kebijakan baru," pungkasnya.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads