Pemprov bersama tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jambi mempersiapkan skema new normal (normal baru) dalam menghadapi virus Corona (COVID-19). Kabupaten Kerinci, Jambi, akan menjadi salah satu pilot project untuk penerapan new normal dari 124 kabupaten/kota se-Indonesia.
"Terkait dengan new normal, hari ini ada teleconference dengan Menko Perekonomian, new normal ini diharapkan dapat berdampak pada pemulihan produktivitas dan pemulihan ekonomi. Kabupaten Kerinci dari 124 kabupaten/kota ditunjuk dari pusat untuk dilaksanakan new normal. New normal berarti mengarah pada masyarakat yang aman dari COVID-19," kata Pj Sekda Provinsi Jambi H Sudirman melalui keterangan tertulis pemerintah Jambi yang diterima detikcom, Selasa (26/5/2020).
Sudirman mengatakan penunjukan Kabupaten Kerinci sebagai pilot project dalam penerapan new normal di Jambi harus dibarengi dengan kesiapan pemerintah daerah dengan cara sosialisasi, gerakan membagikan masker, serta gerakan perilaku hidup bersih dan sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gerakan ini harus dilakukan dengan masif karena banyak sekali masyarakat yang tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, termasuk membiasakan untuk membawa dan menggunakan hand sanitizer. Jadi Kerinci yang akan jadi contoh penerapan new normal untuk di Jambi ini," ujarnya.
Penerapan new normal pada masa pandemi Corona ini dilakukan pemerintah Jambi bersama pihak terkait dengan cara briefing di posko Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jambi, di kantor BPBD Jambi.
Rapat itu dipimpin oleh Danrem 042/Gapu Jambi Kolonel Kav M Zulkifli selaku Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Jambi, didampingi Pj Sekda Provinsi Jambi H Sudirman serta unsur dari Korem 042/Gapu, Polda Jambi, BPBD Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jambi, dan beberapa OPD di lingkup Pemprov Jambi.
Sudirman juga menyatakan Kabupaten Kerinci ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai pilot project new normal karena memiliki beberapa konsekuensi. Ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan menuju new normal.
"Pertama adalah prakondisi, harus ada sosialisasi, harus ada kajian, riset, dan edukasi publik serta waktu. Tahapan kedua adalah data epidemiologi dan tingkat kesehatan. Hal ketiga adalah prioritas kabupaten/kota. Tahapan keempat adalah koordinasi, saling sinergi mempersiapkan daerah, dan kelima monitoring dan evaluasi, karena di dalamnya ada juga penegakan hukum," terangnya.
"Kerinci dipilih pusat karena adanya produktivitas ekonomi, yaitu perkebunan, karena penerapan new normal ini 70 persen produktivitas ekonomi dan 30 persen kesehatan. Untuk itu, skema yang baik dan matang harus kami persiapkan," lanjut Sudirman.
Sementara itu, Kolonel Zulkifli mengatakan briefing yang dilakukan ini juga untuk menindaklanjuti arahan dari pusat berkaitan dengan penanganan COVID-19 dan rencana ke depan untuk efisiensi penanganan COVID-19.
"Ini briefing pertama setelah Idul Fitri. Ada beberapa hal yang kita bahas terutama bagaimana menindaklanjuti arahan dari pusat dan apa saja yang sudah kita lakukan tentang penyaluran jaring pengaman sosial, juga di bidang kesehatan," kata Zulkifli.
"Untuk menghadapi new normal, diperlukan persiapan yang baik di segala sektor, seperti di bidang kesehatan, apa saja yang perlu kita persiapkan, di bidang pendidikan, dan sebagainya. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang matang dan harus kita rapatkan dan koordinasikan terlebih dahulu," lanjutnya.
(idn/idn)