Data penduduk Indonesia yang dimiliki Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga bocor. Polisi mengatakan pihak KPU belum melaporkan dugaan tersebut kepada Bareskrim.
"Bahwa hingga saat ini tidak ada laporan dari pihak KPU ke Bareskrim Polri tentang dugaan kebocoran data milik KPU tersebut," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/5/2020).
Dia juga belum menjelaskan apakah polisi akan melakukan penyelidikan meski tak ada laporan resmi dari KPU, atau penyelidikan masih menunggu adanya laporan resmi.
Sebelumnya, sejumlah data penduduk Indonesia diduga bocor beredar viral di media sosial. Data ini terkait dengan data pemilih tetap (DPT) yang dimiliki KPU.
Informasi bocornya jutaan data ini dicuitkan oleh akun Twitter @underthebreach yang dilihat detikcom, Jumat (22/5). Dituliskan, bahwa pelaku akan menampilkan 2,3 juta data kependudukan Indonesia dan pemilihan umum.
Postingan tersebut juga disertai dengan foto berisi 3 tangakapan layar. Gambar pertama yaitu tangkapan layar disebuah forum di dark web, tangkapan DPT KPU, dan tangkapan layar yang berisikan folder nama-nama kota di Jawa Tengah.
"Aktor membocorkan informasi tentang 2.300.000 warga Indonesia. Data termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan banyak lagi," tulis akun tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Komisioner KPU Viryan Aziz mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penelusuran terkait infomasi tersebut. Selain itu, menurutnya KPU juga tengah melakukan pengecekan kondisi server data.
"KPU RI sudah bekerja sejak tadi malam menelusuri berita tersebut lebih lanjut, melakukan cek kondisi intenal (server data) dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," ujar Viryan saat dihubungi, Jumat (22/5).