Sejumlah umat muslim melaksanakan salat Id di sepanjang di area Masjid Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Pelaksanaan salat Id tersebut menerapkan protokol COVID-19 dan berlangsung singkat.
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (24/5), sebelum memasuki lokasi salat Id, para jemaah terlebih dulu disemprot hand sanitizer oleh panitia. Berjalan beberapa meter, jemaah kembali dianjurkan untuk menuju wastafel portable untuk mencuci tangan.
Wastafel ini tersedia di sejumlah titik Jalan Jogokariyan. Selanjutnya, para jemaah diminta menempatkan diri pada saf yang telah ditentukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saf salat Id kali ini menerapkan jaga jarak (physical distancing), bahkan panitia juga memasang penyekat di Jalan Jogokariyan sebagai tanda pemisah antara jemaah luar Jogokariyan maupun warga Jogokariyan.
Di area Masjid Jogokariyan diperuntukkan bagi jemaah perempuan. Sementara jemaah laki-laki berada di sepanjang jalan Jogokariyan yang sudah disediakan panitia.
Salat Id dimulai pukul 07.00 WIB. Usai salat, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir sempat memberikan khotbah secara singkat.
Selesai mendengarkan khotbah, para jemaah membubarkan diri dengan tertib dan menerapkan physical distancing. Selain itu, tidak ada jabat tangan atau saling berkerumun seusai salat tersebut.
Simak juga video Bagaimana Hukum Salat Id dan Ikuti Khotbah Via Livestreaming?:
Sebelumnya, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir menyampaikan masjid Jogokariyan bakal menggelar salat Id dengan menerapkan protokol kesehatan. Takbiran juga digelar hanya di area masjid.
"Kalau takbiran tetap di masjid saja tidak keliling. Terus untuk salat Id nanti di sepanjang Jalan Jogokariyan hari Minggu (24/5/2020) besok," kata Jazir kepada detikcom, Sabtu (23/5).
![]() |
Jazir juga menyebut warga yang tidak bermasker bakal diberi masker di pintu masuk. Selain itu, pihaknya juga mengadakan pembatasan antara warga lokal dengan jemaah di luar Jogokariyan.
"Tidak dibatasi, hanya kita bagi antara warga dan non warga, jadi nanti ada jalurnya sendiri seperti tempat masuk dan tempat wudhu," ucapnya.
"Jadi sama dengan pelaksanaan salat sehari-hari di masjid kita, kalau warga (Jogokariyan) ada kartu jemaah dan kalau orang dari luar kita kasih kartu visitor," imbuh Jazir.