Ada rasa kecemasan yang dirasakan pasien Corona (COVID-19) di momen lebaran ini. Sebab, mereka tidak bisa berjumpa dengan keluarga mereka karena terhalang virus Corona.
Salah satu pasien yang merasakan itu adalah pasien di RS Darurat Wisma Atlet. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, dr Achmad Yurianto saat konferensi pers di BNPB, Jakarta, Sabtu (23/5).
Yuri awalnya bicara karakteristik soal pasien di RS Darurat Wisma Atlet. Yuri mengatakan pergerakan mereka di rumah sakit dibatasi, dan dijaga ketat oleh perawat di rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karakteristik yang kami temukan di lapangan yaitu pada umumnya hampir semua pasien yang ada di RS Darurat Wisma Atlet adalah pasien mandiri, artinya mereka tidak diinfus, mereka tidak dipasangi oksigen sehingga mereka bebas bergerak. Namun, mereka dibatasi pada lantai-lantai perawatannya saja, sehingga mereka akan berada di lantai rawatan sepanjang mereka dirawat," ujar Yuri dalam konferensi pers.
Yuri menjelaskan karakteristik tersebut menimbulkan permasalahan pada psikologis pasien. Kemudian dia mengungkapkan kondisi psikologis pasien Corona di Wisma Atlet.
"Inilah yang kemudian secara spesifik akan menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis, apalagi tidak boleh ditengok oleh keluarganya dan saat ini menjelang Idul Fitri," kata Yuri.