Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 21.745 Positif Corona, 5.249 Sembuh

Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 21.745 Positif Corona, 5.249 Sembuh

Yulida Medistiara - detikNews
Sabtu, 23 Mei 2020 17:16 WIB
Masker Batik Achmad Yurianto
Foto: Dok. BNPB
Jakarta -

Pemerintah memperbarui data kasus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini, tercatat ada 949 sehingga total menjadi 21.745, pasien sembuh 5.249 orang dan meninggal menjadi 1.351 orang.

"Dari data ini konfirmasi COVID-19 yang positif naik sebanyak 949 orang sehingga totalnya menjadi 21.745 orang, sembuh meningkat 192 sehingga menjadi 5.249 orang, meninggal 25 orang sehingga menjadi 1.351 orang," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam jumpa pers yang disiarkan langsung di akun YouTube BNPB, Sabtu (23/5/2020).

Yuri mengatakan naiknya kasus pasien yang terjangkit COVID-19 menandakan penularan di tengah masyarakat terus terjadi. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat melakukan pola hidup bersih sehat dan mematuhi protokol pencegahan virus Corona dengan memakai masker, rajin mencuci tangan dengan air mengalir, dan tidak berpergian jika tidak dalam kondisi darurat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saudara saudara mari kita bekerja sama mari kita bekerjasama, mari kita bekerja saling membantu, patuhi semua anjuran pemerintah. Mari kita ubah paradigma hidup kita menjadi normal yang baru, yang selalu memperhatikan PHBS pola hidup bersih sehat, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun, selalu menggunakan masker manakala keluar dari rumah, dan tidak memaksakan keluar dari rumah kalau tidak ada kepentingan yang mendasar, hindari kerumunan, hindari tempat keramaian yang sangat memungkinkan terjadinya penularan. Di dalam kondisi seperti sekarang ini dengan kinerja data seperti sekarang ini dilarang keluar rumah berpergian, apalagi mudik," kata Yuri.

"Oleh karena itu, kemarin kita sama sama mendengar Bapak Wakil Presiden sudah mengatakan salat Ied di rumah, takbirlah dari rumah, kita tidak akan kehilangan keluarga kita karena sekarang semuanya memungkinkan dengan menggunakan teknologi tetapi ini menjadi penting untuk mengendalikan semuanya dan kita ingin segera pulih untuk kembali produktif tetapi aman dari COVID-19," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Berikut ini pernyataan lengkap Achmad Yurianto dalam update kasus positif COVID-19 per 23 Mei:

Saudara saudara selamat sore pada hari ini kami akan melaporkan beberapa hal terkait kinerja percepatan penanganan pandemi COVID-19 yang dilaksanakan terintegrasi pada seluruh sistem melalui koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 baik di tingkat pusat sampai dengan di tingkat daerah. Saudara saudara pada hari ini kami berkesempatan untuk bisa melihat secara langsung kondisi RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta kami melihat seluruh sistem sudah berjalan sesuai dengan SOP yang diberlakukan. Ada beberapa kekhasan terkait dengan manajemen RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran yang pertama adalah bahwa ini rumah sakit yang sudah dinyatakan sebagai rumah sakit karantina artinya seluruh fasilitas yang ada di rumah sakit yang berada di dalam pagar rumah sakit yang berada di dalam pagar Wisma Atlet adalah daerah karantina. Oleh karena itu ini tidak akan sama dengan rumah sakit yang sudah biasa kita lihat dimana orang lebih bebas untuk keluar masuk tapi di dalam kaitan untuk RS darurat ini maka akan betul betul diberlakukan zonasi kekarantinaan. Di mana seluruh daerah yang berada di pagar komplek ini adalah daerah kuning artinya memang sudah sangat dibatasi siapa siapa yang boleh mengakses wilayah rumah sakit ini.

Oleh karena itu mohon kita maklumi bersama bahwa rumah sakit ini tidak sama dengan rumah sakit yang biasa kita lihat. Kemudian zona kuning pun masih akan dibagi beberapa zona lagi, zona kuning untuk kepentingan administratif itu menggunakan satu bangunan tower 1 itu seluruhnya kegiatan-kegiatan pendukung umum dari pelaksanaan tugas rumah sakit ini dikelola. Baik yang kemudian berbicara tentang kebutuhan logistik, donasi, kemudian bantuan bantuan dari semua pihak akan dikelola di manajemen ini. Kemudian pada tower yang kedua adalah khusus untuk manajemen dukungan layanan kesehatan bagi pasien. Ini juga masih zona kuning karena di zona ini lah sebenarnya administratif perumahsakitan dikerjakan. Kami sempat melihat bagaimana manajemen sumber daya manusianya yang memiliki karakteristik berbeda dibanding dengan rumah sakit biasa karena sumber daya yang dikerahkan adalah para relawan, adalah gabungan dari kesehatan yang berada di jajaran pemerintah baik Kementerian Kesehatan, kementerian yang lain maupun TNI/Polri serta relawan dari beberapa perguruan tinggi dari beberapa pihak swasta atau relawan murni, di sini perlu dilakukan manajemen yang ketat pada sumber daya manusia karena pasti harus dilakukan sosialisasi dan pelatihan untuk meyakinkan siapapun yang ditugaskan di rumah sakit ini memahami prosedurnya, memahami SOP nya, khususnya di dalam kaitan SOP pengamanan diri, kemudian juga dilakukan pemeriksaan pasca penugasan untuk relawan karena ada yang ditugaskan selama satu bulan, ada yang ditugaskan juga selama 2 bulan.

Akhir penugasan adalah memastikan bahwa mereka aman untuk kembali bersama keluarganya sehingga semua petugas yang telah mengakhiri masa tugasnya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan termasuk dilakukan pemeriksaan swab dan harus diyakinkan negatif. Ini yang menjadi standar ketat di dalam kaitan manajemen sumber daya manusia dan seluruhnya diasramakan dalam satu tower yang kemudian dijaga secara ketat kondisi kesehatannya. Yang berikutnya agak menonjol adalah manajemen dukungan psikologi untuk para pasien, karakteristik yang kami temukan di lapangan yaitu pada umumnya hampir semua pasien yang ada di RS Darurat Wisma Atlet adalah pasien mandiri artinya mereka tidak diinfus, mereka tidak dipasangi oksigen, sehingga mereka bebas bergerak, namun mereka dibatasi pada lantai lantai perawatannya. Sehingga mereka akan berada di ruang perawatan, di lantai rawatan sepanjang mereka dirawat. Ini lah yang secara spesifik menimbulkan permasalahan permasalahan psikologis apalagi tidak boleh ditengok oleh keluarganya, dan saat ini adalah menjelang Ramadhan menjelang Idul Fitri. Oleh karena itu kecemasan untuk ingin ketemu keluarga, kecemasan untuk bisa berlebaran dengan keluarga ini yang menjadi dominan.

Ini lah yang kemudian menjadi pekerjaan yang cukup besar yang kemudian harus direspon dan kita bersyukur bahwa organisasi profesi pun sudah turun tangan di dalam permasalahan ini. Oleh karena itu kami melihat semuanya berjalan sesuai dengan SOP. Kami juga melihat bahwa para tenaga kesehatan bekerja secara profesional sesuai profesinya, mereka mengedepankan sumpah mereka untuk bekerja melayani masyarakat dengan tulus. Oleh karena itu tadi kami sempat berdiskusi mereka menyadari bahwa harus berlebaran tidak bersama keluarganya, bahwa harus ber-Idul Fitri tidak seperti biasanya, mereka menyadari sepenuhnya. Oleh karena itu tantangan yang berat adalah bagaimana meyakinkan keluarganya yang di rumah bahwa lebaran hari ini memang tidak bisa dengan orang tuanya untuk anak anak, dengan ibunya untuk anak anak, dengan suaminya, dengan istrinya, dengan anaknya, dan sebagainya. Ini lah pengorbanan yang cukup besar yang harus kita apresiasi. Oleh sebab itu saudara saudara sekalian bukan sebuah pekerjaan yang kecil, bukan pula pekerjaan yang bisa diselesaikan secara parsial oleh kelompok-kelompok tertentu, penanggulangan COVID-19 ini pekerjaan kita semua secara bersama sama, secara bahu membahu, bergotong royong. Mari kita patuhi semua arahan yang telah diberikan oleh pemerintah, karena kalau tidak kita lakukan ini maka beban masalah akan besar. Kita akan menghadapi problema yang berkepanjangan.

Saudara saudara mari kita bekerja sama mari kita bekerjasama, mari kita bekerja saling membantu, patuhi semua anjuran pemerintah. Mari kita ubah paradigma hidup kita menjadi normal yang baru, yang selalu memperhatikan PHBS pola hidup bersih sehat, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun, selalu menggunakan masker manakala keluar dari rumah, dan tidak memaksakan keluar dari rumah kalau tidak ada kepentingan yang mendasar, hindari kerumunan, hindari tempat keramaian yang sangat memungkinkan terjadinya penularan. Di dalam kondisi seperti sekarang ini dengan kinerja data seperti sekarang ini dilarang keluar rumah berpergian, apalagi mudik. Oleh karena itu kemarin kita sama sama mendengar Bapak Wakil Presiden sudah mengatakan salat Ied di rumah, takbirlah dari rumah, kita tidak akan kehilangan keluarga kita karena sekarang semuanya memungkinkan dengan menggunakan tekonologi tetapi ini menjadi penting untuk mengendalikan semuanya dan kita ingin segera pulih untuk kembali produktif tetapi aman dari COVID-19.

Saudara saudara saya akan menyampaikan bahwa Gubernur DKI telah mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI nomor 47 tahun 2020 tentang pembatasan kegiatan berpergian, keluar dan atau masuk Provinsi DKI dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 diharapkan bahwa siapapun yang melaksanakan perjalanan keluar masuk DKI harus memiliki surat izin keluar masuk wilayah DKI. Surat ini bisa diisi dan di-download, diunduh melalui website corona.jakarta.go.id. Semuanya ini semata mata adalah untuk mencegah penyebaran COVID-19, semata mata untuk sesegera mungkin kita menjadi produktif namun aman dari COVID-19. Oleh karena itu pada kesempatan yang lain tentunya nanti secara detail akan lebih dijelaskan tentang hal ini dan tentang peraturan ini tentunya kita bisa membaca dan mengunduhnya, sekali lagi Pergub DKI nomor 47 tahun 2020 tentang pembatasan kegiatan berpergian keluar dan atau masuk Provinsi DKI dalam upaya pencegahan COVID-19 kami harap saudara saudara bisa membaca ini dan memahaminya.

Saudara saudara pada data yang kami himpun per 12.00 pada tanggal hari ini spesimen yang sudah kita periksa secara akumulatif sebanyak 239.740 spesimen. Dari data ini konfirmasi COVID-19 yang positif naik sebanyak 949 orang sehingga totalnya menjadi 21.745 orang, sembuh meningkat 192 sehingga menjadi 5.249 orang, meninggal 25 orang sehingga menjadi 1.351 orang. Sudah 399 kabupaten kota yang terdampak di 34 provinsi. Pemantauan yang kita laksanakan ODP sampai saat ini masih ada 49.958 sedang dalam proses pemantauan, sedangkan yang diawasi (PDP) dari pasien sampai saat ini sebanyak 11.495.

Saudara saudara gambaran ini lah yang kemudian kita dapatkan bahwa penularan masih saja terus terjadi. Oleh karena itu pesan pemerintah, pesan tentang COVID-19 ikuti dengan baik, cukup banyak portal berita, cukup banyak aplikasi yang bisa diunduh, bisa dilihat, bisa dibaca bahkan pemberitaan yang terus menerus dilaksanakan oleh berbagai media termasuk TVRI, RRI. Oleh karena itu ini yang harus kita ikuti mari mulai sekarang kita budayakan normal yang baru cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun, tidak keluar rumah kalau tidak perlu, kalau pun terpaksa gunakan masker, hindari kerumunan, hindari berdesak desakan, diatur dengan baik semua kegiatan kita sudah barang tentu pola hidup bersih dan sehat, kecukupan asupan gizi yang tepat, istirahat dan aktivitas yang cukup. Saudara saudara mari kita kuatkan kembali komitmen kita untuk melindungi kita supaya tidak sakit, komitmen kita untuk melindungi keluarga kita sebagai basis masyarakat agar tidak sakit. Ini sumbangsih yang bisa kita lakukan secara terus menerus untuk negara kita dalam menghadapi COVID-19. Kita bisa, pasti bisa, terima kasih, selamat sore.

Halaman 2 dari 2
(yld/zlf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads