Takbiran menjadi aktivitas ibadah yang dilakukan para muslim saat Hari Raya Idul Fitri. Lantunan suara takbir bermakna pujian pada Allah SWT atas rahmatnya di bulan Ramadhan, hingga kaum muslim sampai di hari Idul Fitri 1441 H.
Pandemi virus corona tidak menjadikan takbiran berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun ada ketentuan supaya umat Islam bisa takbiran sambil menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, misal melakukannya dari rumah.
"Dalam situasi pandemi yang belum terkendali, takbir bisa dilaksanakan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir, di jalan oleh petugas atau jamaah secara terbatas, dan juga melalui media televisi, radio, media sosial, dan media digital lainnya," tulis Majelis Ulama Indonesia atau MUI dalam fatwa tentang takbir dan Sholat Idul Fitri saat pandemi corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Takbiran di rumah memungkinkan tiap muslim beribadah sambil tetap melakukan jaga jarak. Menjauhi kerumunan menjadi cara yang sangat efektif mencegah dan menurunkan jumlah kasus COVID-19, selain selalu meneraopkan pola hidup bersih dan sehat.
Berikut panduan lengkap tata cara takbiran di masa pandemi COVID-19:
1. Setiap muslim dalam kondisi apa pun disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tahlil menyeru keagungan Allah SWT.
2. Waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir ramadhan hingga jelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.
3. Disunnahkan membaca takbir di rumah, di masjid, di pasar, di kendaraan, di jalan, di rumah sakit, di kantor, dan di tempat-tempat umum sebagai syiar keagamaan.
4. Pelaksanaan takbir bisa dilaksanakan sendiri atau bersama-sama dengan cara jahr (suara keras) atau sirr (pelan).
5. Bisa dilakukan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir, di jalan oleh petugas atau jamaah secara terbatas, dan memanfaatkan radio, televisi, dan media sosial.
6. Umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam Idul Fitri sebagai tanda syukur sekaligus doa agar wabah COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT.
Dikutip dari buku Fiqih Islam wa Adillatuhu dari Prof Dr Wahbah Az-Zuhaili, dianjurkan takbir mutlak yang tidak dibatasi sesuatu. Dalam buku yang mengutip ajaran Imam Syafi'i dan Imam Hambali tersebut, takbiran dilakukan sejak terbenamnya matahari tetapi tidak boleh sebelumnya.
Umat muslim tidak disunnahkan melakukan takbir muqoyad yang terikat dilakukan usai sholat. Mengutip ajaran Imam Hambali tidak disunnahkan melakukan takbir muqoyad usai sholat. Saran ini dikuatkan pendapat Imam Syafi'i yang menyatakan, tidak ada hadist yang membolehkan takbir muqoyad.
Berikut bacaan takbiran saat Idul Fitri,
اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ
Arab latin:
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar 3x
Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar 3x
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً
Arab latin: Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa
Artinya: Allah maha besar dengan segala kebesaran, Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Versi lain bacaan takbiran adalah,
اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
Arab latin: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laailaahaillallaahu wallaahu akbar
Allaahu akbar walillaahilhamd
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa
wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa
Laa ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu
Mukhlishiina lahuddiin
Walau karihal kaafiruun
Walau karihal munafiqun
Walau karihal musyriku
Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah wa a'azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar
Allaahu akbar walillaahil hamd
Meski di tengah pandemi COVID-19, tak ada alasan untuk tak mengumandangkan Takbir. Takbiran bisa kita lakukan dari rumah masing-masing.
(row/erd)