Nurlela tinggal di Bilangan Lenteng Agung. Rumah sederhana dengan daun pintu dan jendela yang lapuk hingga membuat lubang, menjadi tempat tinggal Nurlela. Tempat tinggal ini ada di kawasan permukiman padat penduduk.
Nurlela merupakan ibu dari empat orang anak. Anak pertamanya telah menyewa rumah kontrakan sendiri, sedangkan tiga anak lainnya yang masih usia sekolah tinggal bersama sang ibu.
Penyakit stroke yang dua tahun belakangan ini menyerang bagian tangan dan kaki kiri membuat aktivitas Nurlela terhambat, termasuk bekerja hingga mengurus rumah tangga. Sebelumnya, perempuan asal Pekalongan ini bekerja sebagai asisten rumah tangga serta tukang parkir bersama sang suami.
"Sekarang ya sudah enggak bisa kerja sama sekali. Paling kalau buat buka puasa sama sahur ada sih dikasih dari tetangga," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020).
Di Ramadhan tahun ini, Nurlela merasakan suasana yang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya.
Masjid sepi, keramaian menjelang berbuka juga tak terlalu terlihat, padahal hal itu yang Nurlela rindukan tiap kali Ramadan datang, termasuk menguatnya ekonomi keluarga sebagai modal membelikan baju baru bagi anak-anaknya.
Hadirnya tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada waktu berbuka Selasa (19/5/2020) kemarin seakan membawa angin segar bagi dirinya. Beras zakat fitrah yang muzaki salurkan melalui Global Zakat-ACT, sebanyak 25 kg, diberikan untuk Nurlela. Selain itu, ada juga hidangan siap santap dari Humanity Central Kitchen serta uang tunai.
"Yang masih suka minta baju baru ini anak keempat, kalau anak ketiga sih sudah mengerti keadaan. Tapi kalau enggak dibeliin juga nanti iri, jadi dibeliin semua saja. Alhamdulillah juga dapat bantuan beras, ini sih cukup sampai nanti setelah lebaran," ungkap Nurlela.
Sejak Nurlela mengalami stroke, satu-satu tulang punggung keluarga ialah anak pertamanya yang bekerja sebagai sekuriti. Tak besar memang gajinya, akan tetapi bisa menopang beberapa kebutuhan orang tua dan adik-adiknya.
Uang tersebut belum sanggup menutupi biaya pengobatan yang harus dijalani ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan dasar saja mereka sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk membayar zakat fitrah yang wajib ditunaikan.
Sebagai informasi, Nurlela merupakan satu dari beberapa penerima Global Zakat-ACT yang masuk dalam program Ketok Pintu. Program ini merupakan salah satu agenda ACT di penghujung Ramadhan untuk memintal silaturahmi dengan beberapa penerima manfaat di tengah pandemi.
Sebelumnya, ACT telah menemui Untung dan Suparto di rumah yang sangat sederhana. Zakat bisa dilakukan melalui www.indonesiadermawan.id/ZakatFitrah.
Nurlela merupakan ibu dari empat orang anak. Anak pertamanya telah menyewa rumah kontrakan sendiri, sedangkan tiga anak lainnya yang masih usia sekolah tinggal bersama sang ibu.
Penyakit stroke yang dua tahun belakangan ini menyerang bagian tangan dan kaki kiri membuat aktivitas Nurlela terhambat, termasuk bekerja hingga mengurus rumah tangga. Sebelumnya, perempuan asal Pekalongan ini bekerja sebagai asisten rumah tangga serta tukang parkir bersama sang suami.
"Sekarang ya sudah enggak bisa kerja sama sekali. Paling kalau buat buka puasa sama sahur ada sih dikasih dari tetangga," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020).
Di Ramadhan tahun ini, Nurlela merasakan suasana yang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya.
Masjid sepi, keramaian menjelang berbuka juga tak terlalu terlihat, padahal hal itu yang Nurlela rindukan tiap kali Ramadan datang, termasuk menguatnya ekonomi keluarga sebagai modal membelikan baju baru bagi anak-anaknya.
Hadirnya tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada waktu berbuka Selasa (19/5/2020) kemarin seakan membawa angin segar bagi dirinya. Beras zakat fitrah yang muzaki salurkan melalui Global Zakat-ACT, sebanyak 25 kg, diberikan untuk Nurlela. Selain itu, ada juga hidangan siap santap dari Humanity Central Kitchen serta uang tunai.
"Yang masih suka minta baju baru ini anak keempat, kalau anak ketiga sih sudah mengerti keadaan. Tapi kalau enggak dibeliin juga nanti iri, jadi dibeliin semua saja. Alhamdulillah juga dapat bantuan beras, ini sih cukup sampai nanti setelah lebaran," ungkap Nurlela.
Sejak Nurlela mengalami stroke, satu-satu tulang punggung keluarga ialah anak pertamanya yang bekerja sebagai sekuriti. Tak besar memang gajinya, akan tetapi bisa menopang beberapa kebutuhan orang tua dan adik-adiknya.
Uang tersebut belum sanggup menutupi biaya pengobatan yang harus dijalani ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan dasar saja mereka sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk membayar zakat fitrah yang wajib ditunaikan.
Sebagai informasi, Nurlela merupakan satu dari beberapa penerima Global Zakat-ACT yang masuk dalam program Ketok Pintu. Program ini merupakan salah satu agenda ACT di penghujung Ramadhan untuk memintal silaturahmi dengan beberapa penerima manfaat di tengah pandemi.
Sebelumnya, ACT telah menemui Untung dan Suparto di rumah yang sangat sederhana. Zakat bisa dilakukan melalui www.indonesiadermawan.id/ZakatFitrah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini