Sebelumnya, tebing di pinggir Jalan Tol Cipularang itu mengalami longsor dengan ketinggian 15 meter dan lebar 30 meter, dengan jarak titik longsor ke badan jalan hanya 7 meter, pada 11 Februari lalu.
General Manager (GM) PT. Jasa Marga Cabang Purbaleunyi Pratomo Bimawan Putra mengungkapkan sampai dengan awal Mei 2020, progres penyelesaian telah mencapai 100 persen mencakup sejumlah pengerjaan.
Beberapa pengerjaannya meliputi pembersihan cross drain yang tersumbat material longsoran, pembuatan bak kontrol pada inlet cross drain jalur A, pemasangan bronjong batu/gabion yang berguna untuk stabilisasi lereng, serta rekonstruksi lereng jalur B dengan timbunan material granular dan slag cement dengan perkuatan borepile dan butress.
"Sedangkan pengerjaan lining saluran sudah selesai dikerjakan dan terpasang 700 meter untuk jalur arah Bandung, dan 385 meter untuk jalur arah Jakarta," kata Pratomo melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/5/2020).
Pihaknya saat ini juga sudah menyelesaikan penanaman rumput vetiver di sisi jalur arah Jakarta untuk mencegah erosi tanah agar tidak terjadi longsor kembali serta melakukan pemasangan inklinometer untuk monitoring pergerakan tanah.
Selama proses penanganan dampak longsor ini, lalulintas di Jalan Tol Cipularang berfungsi normal di kedua arah, baik arah Jakarta maupun arah Bandung.
"Pendukung keamanan juga kami memasang rambu-rambu, penyiagaan petugas pengamanan dan petugas pengaturan lalulintas di lokasi kejadian," terangnya.
Selain pada ruas jalan tol, pihaknya sudah melakukan di sekitar area permukiman warga yang terdampak longsor seperti perbaikan saluran air, bantuan perbaikan rumah, serta bantuan sewa rumah.
"Alhamdulillah semuanya sudah selesai dilakukan dan saat ini arus lalulintas dan permukiman warga sudah kembali normal," ujarnya.
(mso/mso)