Dua kelompok warga di Nabire, Papua, terlibat saling serang hingga mengakibatkan 6 orang warga luka-luka. Aksi baku serang antarwarga ini terjadi dipicu sengketa tanah.
"Aksi saling serang warga antara Suku Dani dan Suku Mee terjadi yang diduga terkait sengketa tanah di Jalan Jayanti Kelurahan Kalibobo Kabupaten Nabire, Papua," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan di Jayapura, Rabu (20/5/2020).
Kamal menjelaskan bentrokan bermula dari telepon Ice Gobai pemilik hak ulayat tanah yang berada di Jayapura pada Selasa (19/5). Ice menghubungi Abet Kobepa untuk mengecek tanahnya di Jalan Jayanti, Kelurahan Kalibobo, karena ada info masyarakat Suku Dani telah berkebun di lokasi tanahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian hari ini sekitar pukul 11.00 WIT, Abet Kobepa bersama 10 orang datang untuk mengecek dan mempertanyakan kepemilikan tanah pihak Suku Dani yang telah berkebun di lokasi tersebut. Akhirnya, terjadi perdebatan di antara kedua belah pihak hingga berujung saling serang menggunakan senjata tajam dan panah.
"Akibat kejadian tersebut dari kedua kelompok ada yang mengalami luka terkena anak panah," ujar Kamal.
Anggota Polres Nabire yang mendapat informasi atas kejadian itu segera mendatangi lokasi dan memisahkan kedua belah pihak yang bertikai. Petugas lalu membawa korban terluka ke RSUD Nabire.
Saat ini masalah ini sudah ditangani Polres Nabire yang menggandeng tokoh adat dan masyarakat dalam upaya penyelesaian.
"Kami meminta kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Nabire untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi untuk mengganggu stabilitas keamanan di Kabupaten Nabire. Harusnya permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah bukan dengan kekerasan yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain," ujar Kamal.
(jbr/jbr)