Pemerintah China menanggapi surat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam akan secara permanen menghentikan dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dianggap terlalu fokus pada China. China menyebut dana untuk WHO menjadi kewajiban mengikat bagi negara anggota WHO, termasuk AS.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua News Agency, Rabu (20/5/2020), otoritas China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian, mendorong AS untuk tetap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk secara bersama-sama mengalahkan pandemi Corona.
"Karena pandemi ini masih menyebar di AS dan banyak tempat lainnya di dunia, tugas paling mendesak adalah tetap bersatu untuk menyelamatkan nyawa dan mengupayakan pemulihan ekonomi. Kami mendorong sejumlah kecil politikus AS untuk berhenti menyalahkan pihak lain dan meningkatkan kerja sama internasional untuk mengalahkan virus ini bersama-sama," ujar Zhao dalam konferensi pers terbaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam suratnya kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Senin (18/5) waktu setempat, Trump mengancam akan menarik pendanaan AS secara permanen, jika WHO tidak melakukan apa yang disebutnya sebagai 'perbaikan substantif dalam 30 hari ke depan'.
"China telah secara kronologis menguraikan upaya pencegahan dan pengendalian virus Corona berkali-kali," sebut Zhao, sembari menyatakan bahwa WHO telah mengklarifikasi berbagai kesalahan informasi seperti yang dituduhkan Trump dalam suratnya.
Lebih lanjut, Zhao menyebut surat Trump sebagai upaya untuk menyesatkan publik dan memfitnah China, serta mengabaikan tanggung jawab AS sendiri. "Upaya ini tidak akan berhasil," imbuhnya.
Tonton video Donald Trump: WHO Adalah Boneka China:
Dijelaskan juga oleh Zhao bahwa proporsi dan standar kontribusi untuk WHO telah diputuskan oleh semua negara anggota dan kontribusi itu menjadi kewajiban yang mengikat secara hukum bagi seluruh negara anggota WHO. Keputusan AS untuk membekukan pendanaan untuk WHO, menurut Zhao, merupakan pelanggaran kewajiban internasional.
"Skala dan standar besaran kontribusi untuk WHO diputuskan secara bersama-sama oleh negara-negara anggota, bukannya ditentukan oleh AS sendiri. Itu menjadi kewajiban bagi AS, sebagai negara anggota WHO, untuk membayar besaran kontribusi secara tepat waktu dan penuh. Ini tidak bisa dinegosiasikan," terang Zhao dalam pernyataannya.
"Penangguhan dana dan kontribusi secara sewenang-wenang oleh AS kepada sebuah organisasi internasional merupakan tindakan sepihak yang melanggar kewajiban internasional," imbuhnya.
Zhao menyebut bahwa perjuangan internasional melawan pandemi Corona kini ada dalam tahap krusial. Oleh karena itu, China menyerukan komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan politik dan pendanaan untuk WHO dan mengkoordinasikan sumber daya global demi mengalahkan pandemi Corona.
"Mengkritik China sambil mengabaikan dan melakukan tawar-menawar atas kewajiban internasionalnya sendiri kepada WHO, AS jelas telah salah melihat situasi dan mengambil langkah yang salah sasaran," tandasnya.