Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menyalurkan bantuan buat warga terdampak COVID-19 dan memastikan tidak ada yang ketinggalan. Bantuan tersebut berupa uang tunai hingga sembako.
Bantuan sembako mulai disalurkan sejak Rabu (6/5/2020), sedangkan pekan depannya, Senin (11/5/2020), bantuan uang tunai juga disalurkan kepada warga. Jajaran Pemkot Surabaya hingga RT/RW dilibatkan dalam penyaluran bantuan tersebut.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota Surabaya yang sekaligus Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan mengatakan ada dua macam bantuan yang disalurkan pada saat pandemi ini. Kedua bantuan itu sudah disalurkan secara bertahap, demi memastikan tidak ada yang ketinggalan di masa-masa sulit ini.
Pertama, bantuan sembako yang diberikan kepada warga terdampak COVID-19. Warga terdampak ini adalah data di luar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tidak pernah mendapatkan intervensi dari Pemkot Surabaya, Pemprov Jatim maupun pemerintah pusat. Bantuan sembako ini berasal dari bantuan presiden sebesar 10 ribu paket sembako, bantuan dari Pemprov Jatim, bantuan dari pihak swasta dan Pemkot Surabaya.
"Bantuan sembako ini untuk tiga bulan ke depan. Isi sembakonya bermacam-macam," kata Hendro dalam keterangan tertulis.
Menurut Hendro, data terdampak COVID-19 sementara ini 27.023 KK. Data ini bergerak dinamis setiap waktunya, sehingga nantinya apabila ada warga Surabaya yang terdampak dan belum mendapatkan bantuan, maka warga bisa mengajukan melalui RW. RW jadi garda terdepan yang lebih mengetahui kondisi masyarakatnya.
"Nanti RW bisa memasukkan usulan warga terdampaknya, kemudian Dinsos akan melakukan verifikasi, baru kemudian akan dilakukan penyerahan sembako bagi warga yang benar-benar berhak menerima," tegasnya.
![]() Foto: Pemkot Surabaya |
Kedua, bantuan dari Kemensos berupa bansos tunai sebesar Rp 600 ribu selama tiga bulan, yakni Mei, Juni, Juli. Bantuan ini diberikan kepada 174.332 KK yang masuk dalam data MBR. Adapun metode pencairannya melalui PT Pos yang sudah bekerja sama dengan Kemensos. Nantinya data 174.332 KK itu diberikan ke PT Pos yang tersebar di Kota Surabaya.
"Kemudian pihak PT Pos yang mengundang warga untuk mengambil bantuan itu di kantor PT Pos terdekat. Surat undangannya dititipkan ke kelurahan untuk disebarkan. Jadi yang menyebarkan langsung PT Pos," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Perencanaan, Data, Pakar dan Analisis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan sebenarnya bantuan-bantuan itu berdasarkan data MBR dan data warga terdampak. Data final MBR di Kota Surabaya sebanyak 235.477 KK dan sudah mendapatkan beberapa bantuan dari Kemensos.
"Nah, dari warga yang masuk MBR sebanyak 235.477 KK itu, sebanyak 61.145 KK sudah masuk ke DTKS dan sudah mendapatkan bantuan PKH serta sembako regular, dan selama ini sudah berjalan. Kemudian sisanya sebanyak 174.332 KK mendapatkan bansos tunai sebesar Rp 600 ribu per bulan selama 3 bulan," imbuhnya.
Kemudian di luar data MBR, Pemkot Surabaya terus menyasar warga yang terdampak COVID-19. Pemkot tidak mau ada warganya yang tidak bisa makan gara-gara pandemi ini. Makanya, kata dia, jajaran pemkot hingga ke tingkat RW terus mencari dan memverifikasi warga terdampak supaya mendapatkan bantuan sembako ini.
"Data sementara warga terdampak COVID-19 di Kota Surabaya sebanyak 27.023 KK. Mereka yang mendapatkan bantuan sembako. Data ini terus bergerak dinamis seiring dengan laporan dari para RW, sehingga kami mohon bantuannya para RW untuk proaktif melaporkan warganya yang terdampak COVID-19 ini," kata Eri.
![]() Foto: Pemkot Surabaya |
Adapun kriteria warga terdampak COVID-19 ini adalah warga yang pendapatannya berkurang dan tidak bisa menyimpan, seperti terkena PHK dan pedagang SWK yang dagangannya sepi akibat COVID-19 ini.
"Nah, yang mengerti semacam ini adalah warga sendiri dan para RW, sehingga meminta proaktif para RW itu untuk melaporkan melalui aplikasi terdampak COVID-19. Dan apabila pihak RW merasa kesulitan, RW itu bisa langsung ke kelurahan melaporkan warga terdampaknya itu," ujar Eri.
"Nanti Dinsos akan melakukan verifikasi. Kami minta data ke Disnaker dan perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK, jika warga tersebut masuk ke data MBR, maka tidak mungkin dikasih, tapi kalau tidak tersentuh bantuan apapun, maka warga tersebut akan diberi bantuan sembako ini," tegasnya.
Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Kanti Budiarti menjelaskan bantuan sembako ini akan disalurkan ke kecamatan lalu ke kelurahan. Selanjutnya akan melibatkan RT/RW serta tokoh masyarakat untuk mengantarkan ke rumah-rumah warga sesuai data yang telah ditetapkan.
"Jadi RT/RW dan tokoh masyarakat ini nanti yang akan mengantarkan ke rumah-rumah warga dengan mempedomani by name by addres yang telah diverifikasi Dinsos. Ini penting untuk menghindari antrean di kelurahan," ujarnya.
Nantinya, warga yang sudah menerima bantuan sembako itu akan diminta identitasnya dan ada tanda terimanya. Bahkan, nanti akan difoto sebagai laporan bahwa bantuan tersebut sudah sampai ke tangan yang tepat.
"Tentunya, ini akan bertahap terus hingga semua terdampak COVID-19 ini bisa menerima semuanya," pungkasnya.
(adv/adv)