Duta besar China untuk Irlandia He Xiangdong menyebut permainan saling menyalahkan tanpa solusi adalah obat berbahaya bagi penanganan Corona (COVID-19). Dia mencontohkannya lewat sejarah wabah di masa lalu.
Seperti yang dilansir dari kantor berita Xinhua, Minggu (17/5/2020) mengutip harian berbahasa Inggris, Irish Independent, He Xiangdong mengatakan bahwa wabah telah merusak umat manusia di mana pun mereka berada. Tidak ada yang membunuh lebih banyak manusia daripada penyakit menular ganas yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Serangan Balik China Sebut Menteri AS 'Gila' |
Ketika ada epidemi besar, ada juga permainan saling menyalahkan yang buruk, tulis sang duta besar, mengutip contoh-contoh bahwa selama wabah Maut Hitam, orang-orang Yahudi diserang dan dibunuh di seluruh Eropa karena mereka disalahkan atas penyakit itu. Ada juga para imigran Irlandia yang juga menjadi sasaran label "Demam Irlandia" ketika epidemi tifus meletus di Inggris pada tahun 1847.
Sekarang dalam pandemi COVID-19, dia menyebut "sayangnya trik permainan saling menyalahkan telah kembali lagi,".
"Menyalahkan Cina atas pandemi ini sama dengan menyalahkan para korban pertama yang dilanda gelombang pertama banjir. Tidak ada negara yang terlihat lebih tidak siap oleh virus baru ini daripada China," ujarnya.
Tonton juga video Langkah AS Mempolitisasi Virus Corona Dinilai Berbahaya:
Dia menjelaskan, China menanggapi Corona dengan cepat dan tegas. He Xiangdong menambahkan bahwa pada Januari Wuhan, Provinsi Hubei--tempat pertama kali virus Corona menyeruak--telah di-lockdown untuk memutus penularan virus.
Dia menyebut bahwa menyalahkan China atas meningkatnya jumlah kasus Corona di negara-negara yang jauh melebihi Wuhan dan Hubei adalah "omong kosong bermotivasi politik."
"Jika seseorang perlu dimintai pertanggungjawaban dalam pertempuran ini, itu tidak mungkin China, tetapi mereka yang menyebarkan tetesan virus politik untuk mengelak dari kesalahan dan tanggung jawab mereka sendiri, dan untuk mengambil keuntungan politik dari penderitaan rakyat," katanya.
"Sementara kita semua bekerja untuk masa depan pemulihan, kita juga harus mencegah virus politik mengganggu dan menunda tanggapan global yang diperlukan, jika tidak kita tak akan menuju ke suatu tempat kecuali selokan yang dalam," sambungnya.