Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara tentang ngerinya virus Corona (COVID-19). Ia meminta seluruh masyarakat, khususnya warga Jakarta, tidak menyepelekan virus yang kini sudah menjadi pandemi global itu.
"Di Jabodetabek lebih dari 25 juta orang, jadi pengendaliannya harus dengan kesadaran, apakah kita mau tetap berada di rumah berbulan-bulan ke depan atau pengin cepat selesai di rumahnya, pengin kembali normal. Kalau pengin cepat kembali normal, kita disiplinkan beberapa waktu lagi," ungkap Anies dalam dialog dengan Ben Soebiakto di acara Live Stream Fest Vol 3, Sabtu (16/5/2020).
Menurut Anies, ada kemajuan di Jakarta terkait virus Corona ini. Saat ini jumlah pasien sudah mulai berkurang. Menurut Anies, peran warga yang disiplin dengan berada di rumah cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di rumah-rumah sakit teman-teman juga merasakan bebannya jauh lebih berkurang dibandingkan bulan April, misalnya. Artinya tanda-tandanya cukup baik. Saya harus sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang memilih disiplin di rumah. Anda kontributor yang menyelamatkan Jakarta dan Jabodetabek. Anda yang bekerja membuat situasi ini menjadi baik," tuturnya.
Anies pun mengimbau warga yang masih kerap keluar dari rumah untuk menyadari bahayanya penularan virus Corona. Kelompok warga yang masih kerap keluar dari rumah bukan untuk tujuan penting disebutnya bisa menjadi faktor yang membuat adanya gelombang kedua wabah Corona.
"Dan bagi yang masih berada di luar, Anda sebaiknya segera menjadi bagian yang menyelamatkan kita karena yang berada di luar Anda berpotensi membuat ini menjadi gelombang yang kedua. Sebesar 80 persen orang tanpa gejala, dan ini yang bahaya dari Corona ini," kata Anies.
"Saya makanya selalu bilang, hati-hati dengan kasus seperti COVID, jangan pernah bilang 'case fatality rate-nya cuma 3 persen, yang meninggal cuma 3 persen atau 5 persen, don't worry it will be fine, kanker, jantung meninggalnya lebih banyak'. Ini cara pemikiran yang keliru," tambahnya.
Menurut Anies, tingkat fatalitas kasus atau angka kematian yang rendah akan virus justru lebih bahaya. Dia memberikan analogi akan penyebaran COVID-19.
"Justru karena case fatality rate-nya rendah, penularan lebih besar. Kalau case fatality rate-nya 50 persen, lalu yang 50 persen meninggal, maka yang 50 persennya di rumah sakit. Yang sakit berat nggak ke mana-mana, nggak nyebar," ucap Anies.
Sementara itu, kelompok yang tanpa gejala klinis Corona lebih besar dibanding yang merasakan sakit, sehingga penularannya lebih banyak. Inilah yang menurut Anies jauh lebih berbahaya.
"Yang sakit 20 persen, yang meninggal 3 persen, yang 80 persen tanpa gejala. Inilah berbahayanya sebuah wabah, terbalik cara berpikirnya. This is more dangerous," sebutnya.
"Tapi ini orang tanpa gejala pergi ke mana-mana, tanpa prasangka membawa virus. Makanya kuncinya disiplin berada di rumah dan pakai masker," imbuh Anies.
Simak juga video Anies: Surat Izin Keluar-Masuk Jakarta Berbentuk QR Code:
(elz/bar)