Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 16.006 Positif Corona Per 14 Mei

Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 16.006 Positif Corona Per 14 Mei

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 14 Mei 2020 16:50 WIB
Jubir Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Foto: Achmad Yurianto (dok. BNPB)
Jakarta -

Pemerintah memperbarui data jumlah kasus positif virus Corona (COVID-19) di wilayah Indonesia per hari ini. Jumlah kasus positif Corona di Indonesia mencapai angka 16.006 orang.

"Oleh karena itu kemudian inilah yang kita gunakan, kalau kemudian dari hasil yang kita dapatkan pada hari ini maka yang positif konfirmasi COVID-19 baik yang kita mereka menggunakan real time PCR maupun tes cepat molekuler, kita dapatkan 568 orang, sehingga totalnya menjadi 16.006 orang," kata Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Wabah Virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube BNPB, Kamis (14/5/2020).

Sementara itu, pasien yang sembuh bertambah menjadi 3.518 orang. Sedangkan yang meninggal bertambah menjadi 1.043 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuri menjelaskan masih adanya penambahan kasus baru ini, menandakan harus lebih berkomitmen lagi untuk menekan penyebaran virus Corona. Untuk itu, dia mengingatkan lagi untuk menjaga jarak dan di rumah saja hingga mengenakan masker dan cuci tangan.

"Oleh karena itu mari bersama-sama kita komitmen kuat untuk menjaga diri, melindungi diri sebagai bagian menyeluruh dari apa yang kita tekatkan dari awal untuk melindungi keluarga kita, melindungi lingkungan kita, dan secara bersama-sama dalam satu sistem yang kita sebut sebagai PSBB. Oleh karena itu cuci tangan pakai sabun air mengalir minimal 20 detik, ini menjadi pilihan yang terbaik. Karena kita memiliki peluang untuk menularkan penyakit ini manakala sebelum mencuci tangan kita menyentuh wajah, menyentuh mulut, mata, hidung, apabila belum mencuci tangan maka peluang besar untuk kemudian kita bisa tertular melalui droplet orang lain yang tersebar di benda sekitar kita," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Berikut ini pernyataan lengkap pemerintah:

Saudara-saudara, selamat sore. Pada sore ini kami akan melaporkan kembali tentang kinerja yang telah kita laksanakan bersama dalam rangka untuk mengendalikan pandemi COVID-19 di tanah air kita yang sudah lebih dari 2 bulan kita hadapi bersama-sama. Saudara-saudara pandemi COVID-19 ini telah memberikan dampak yang luar biasa pada semua segi kehidupan kita. Oleh karena itu ini mutlak membutuhkan kerjasama yang harus semakin erat, membutuhkan perubahan tata nilai yang harus lebih baru lagi di dalam menghadapinya. Oleh karena itu, pembatasan sosial berskala besar ini harus dijadikan suatu komitmen bersama bukan hanya pemerintah tetapi seluruh masyarakat, pada semua lapisan masyarakat agar kita bisa dengan cepat mengendalikan ini. Kita menyadari bersama bahwa penularan COVID-19 ini faktor pembawanya adalah manusia. Oleh karena itu, maka peluang terjadinya penularan adalah karena adanya sumber penularan di tengah masyarakat di tengah kita sekalian orang yang membawa penyakit ini, namun dirinya tidak merasakan ada keluhan apapun ataupun kalau ada keluhan minimal sekali, sehingga kemudian dia tidak merasakan sakit. Nah inilah yang kemudian menjadi sumber penularan di tengah-tengah kita.

Pada kondisi di mana penularan itu sudah tidak lagi hanya berbasis pada imported cases, pada kasus yang datang dari luar saat ini dan kita yakini bahwa penularan lokal artinya dari satu orang ke orang yang lain tanpa harus ada riwayat bahwa dia telah bepergian dari luar negeri mungkin atau dari daerah lain yang endemis mungkin, maka kita harus menjadi semakin berhati-hati. Inilah sebabnya, bahwa konsep melindungi diri yang semula hanya kita berlakukan untuk orang perorang, dengan cara menjaga jarak, dengan cara mencuci tangan dengan menggunakan sabun, dengan cara menggunakan masker, dengan cara menghindari kerumunan sekarang harus menjadi komitmen bersama. Kita tidak lagi berfikir untuk menghindari kerumunan tetapi kita berpikir untuk tidak membuat kerumunan. Inilah yang disebut dengan kesadaran kolektif, jadi bukan hanya kemudian kita menghindari kerumunan tetapi kita pembuat komitmen bersama bahwa kita tidak akan membuat kerumunan. Kalau pun kita memiliki kepentingan di dalam satu tempat secara kolektif maka sejak awal kita sudah menentukan jarak kontak fisik kita paling tidak lebih dari 1 meter.

Inilah yang dimaksud dengan tekad bersama untuk secara kolektif melaksanakan PSBB, jadi penting. Kemudian secara kolektif masyarakat pun juga menyadari risiko ini harus kita kurangi dengan melakukan hal-hal yang tidak perlu melakukan aktivitas yang tidak perlu. Oleh karena itu betul-betul manakala kondisi terpaksa saja kita keluar dari rumah. Tidak perlu kemudian kita harus diawasi agar tidak keluar rumah tetapi sebuah kesadaran diri sendiri untuk tidak keluar rumah. Kalaupun kemudian di dalam PSBB ini masih ada sektor-sektor pergerakan ekonomi yang diizinkan, misalnya yang terkait dengan kebutuhan dasar, yang terkait dengan keamanan, yang terkait dengan ketertiban masyarakat, yang terkait dengan transportasi, yang terkait dengan layanan kesehatan, sektor energi dan sebagainya. Maka kita menyadari bahwa ini akan kita jalankan dengan hati-hati. Bukan hanya kemudian kita jalankan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang menyangkut menjaga cara, menyangkut menggunakan masker, menyangkut kemudian tidak terlalu lama berada di tempat yang padat, serta mencuci tangan, tetapi kita juga mulai berfikir siapa kelompok yang tidak rentan yang boleh kita menjalankan kegiatan itu. Kita Harus berpikir sampai ke arah sana di dalam PSBB ada beberapa sektor usaha yang masih diizinkan bukan berarti kemudian dengan bebas semuanya menjalankan itu. Mari kita bersama-sama melindungi kelompok yang rentan.


Saudara-saudara, secara data kita dapat bisa melihat kelompok usia di atas 45 tahun pada umumnya memiliki kerentanan yang lebih berat yang lebih besar dibanding yang di bawah 45 tahun. Oleh karena itu pada sektor-sektor yang memang sudah diizinkan alangkah lebih baiknya kalau kemudian kita menempatkan kelompok-kelompok yang masih muda dengan imunitas yang baik untuk diberi kesempatan menjalankan perputaran ekonomi ini. Semata-mata ini dalam rangka melindungi kita semua. Seperti kita lihat misalnya di dalam kaitan dengan sektor transportasi, kita berikan kesempatan ini kepada yang usianya masih muda untuk menjalankannya, yang usianya sudah tua dan memiliki beberapa komorbid dan sebagainya sebaiknya untuk tidak melakukan ini. Inilah yang harus kita perhatikan bahwa kita tidak lagi bisa berpikir seperti biasanya. Ini sesuatu yang luar biasa dan penuh kita sikapi bersama-sama. Tetap dengan kerangka PSBB, artinya bahwa sektor aktivitas yang memang dilarang atau dibatasi tetap dilarang dan tetap dibatasi tapi sektor yang kemudian di izinkan untuk beroperasional kita mulai siapkan lagi dengan tenaga tenaga yang mudah yang memiliki risiko untuk menjadi lebih parah lebih kecil lagi.

Ini bukan berarti kemudian membebaskan mereka dari protokol kesehatan, tidak, justru ini akan memperketat protokol kesehatan. Oleh karena itu mari memahami ini pada perspektif yang benar. Pemerintah sampai dengan saat ini tidak melakukan relaksasi sedikitpun terkait dengan kegiatan-kegiatan PSBB. Namun kita sudah mulai terbit, mulai disiplin, mulai dengan teliti, memaksimalkan apa yang bisa kita lakukan di dalam konteks PSBB. Inilah kita lakukan di dalam kaitan untuk tetap menjaga kehidupan normal yang baru. Di mana kita memang tidak lagi bisa melakukan kegiatan dengan paradigma yang lama seperti zaman belum ada COVID-19 ini. Kebiasaan baru harus kita lakukan, harus kita kerjakan, kita harus mulai terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat, kita harus sudah memiliki pola yang terbiasa untuk rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dengan air yang mengalir, kita mulai harus membiasakan diri untuk menggunakan masker pada saat kita keluar dari rumah, kita sudah mulai membiasakan diri untuk tidak menciptakan kerumunan-kerumunan yang menimbulkan resiko di dalam penularan penyakit inilah yang kita sebut dengan norma hidup yang baru, norma hidup yang sekarang beradaptasi dengan situasi yang berada di lingkungan kita.

Karena kita tahu COVID-19 ini bukan hanya masalah 1 kotak, 1 kabupaten, 1 provinsi, 1 negara, ini masalah seluruh negara di dunia ini. Oleh karena itu tetap cermati dan ikuti perkembangan tentang COVID-19 ini dengan mengikuti saluran-saluran resmi yang telah diberikan oleh pemerintah. Oleh karena itu saudara sekalian mari kita tetap rasional, tidak kehilangan akal, tidak menjadi panik, dan tidak mudah kemudian menerima informasi yang tidak benar, mari kita dengan baik berita-berita yang telah disampaikan oleh pemerintah.

Hari ini kita sudah melakukan pemeriksaan dengan dua metode dan semuanya sudah berjalan dengan baik meskipun belum sepenuhnya maksimal. 2 metode pemeriksaan ini adalah real time PCR dan tes cepat molekuler TCM dengan menggunakan mesin TCM TV. Sudah 173.690 spesimen yang kita periksa, di antaranya menggunakan TCM TV sudah 719 spesimen dan kami sudah membagikan catridge ini untuk pemeriksaan TCM ini dari kemarin dari 2 hari yang lalu ke 30 provinsi, ke 64 RSUD, dan kita memilih adalah daerah-daerah yang memang memiliki gap, memiliki jarak yang cukup jauh dari fasilitas yang mampu memeriksakan real time PCR diantaranya kami berikan ke Kabupaten Yapen, ke Nabire, ke Timika, ke Mimika, ke Merauke, ke Nias dan seterusnya, karena ini jauh aksesnya kalau harus dikirim pemeriksaannya menunggu datang.

Oleh karena itu kemudian inilah yang kita gunakan, kalau kemudian dari hasil yang kita dapatkan pada hari ini maka yang positif konfirmasi COVID-19 baik yang kita mereka menggunakan real time PCR maupun tes cepat molekuler, kita dapatkan 568 orang, sehingga totalnya menjadi 16.006 orang. Kalau kita perhatikan betul sebaran kenaikan angka ini atau yang kemarin kita akan melihat bahwa daerah-daerah yang memang memiliki gap pemeriksaan cukup jauh cukup panjang akan meningkat dengan cepat. Sebagai contoh pada data kemarin untuk provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan kenaikan 91 orang ini karena spesimen yang semula rencananya akan dikirim ke Makassar bisa diperiksa di tempat itu. Akumulasi ini karena memang pada waktu itu adalah keterbatasan penerbangan.Sekarang mampu diperiksa sendiri sehingga pada hari ini tidak ada penambahan karena seluruhnya sudah diperiksa kemarin.

Kemudian kasus sembuh meningkat 231 orang menjadi 3.518 orang, kasus meninggal bertambah 15 orang sehingga menjadi 1.043 orang sekarang ini sudah 382 kabupaten/kota yang terdampak COVID-19 di 34 provinsi. Saudara-saudara inilah yang kemudian kita gunakan untuk melakukan pemantauan keseluruhan terkait dengan sebaran COVID ini. Akumulasi data orang dalam pemantauan sebanyak 258.639 orang, kalau kita melihat detil dari laporan provinsi angka ini sebenarnya sebagian besar sudah selesai dipantau sudah tidak dalam status ODP, tapi ini adalah angka kumulatif sejak awal kemudian. Kemudian PDP sebanyak 33.672 orang sebagian dari PDP ini sudah selesai karena terkonfirmasi positif maka masuk dalam kasus positif dan konfirmasi negatif maka dia tidak akan masuk di dalam kasus PDP lagi.

Oleh karena itu mari bersama-sama kita komitmen kuat untuk menjaga diri, melindungi diri sebagai bagian menyeluruh dari apa yang kita tekatkan dari awal untuk melindungi keluarga kita, melindungi lingkungan kita, dan secara bersama-sama dalam satu sistem yang kita sebut sebagai PSBB. Oleh karena itu cuci tangan pakai sabun air mengalir minimal 20 detik, ini menjadi pilihan yang terbaik. Karena kita memiliki peluang untuk menularkan penyakit ini manakala sebelum mencuci tangan kita menyentuh wajah, menyentuh mulut, mata, hidung, apabila belum mencuci tangan maka peluang besar untuk kemudian kita bisa tertular melalui droplet orang lain yang tersebar di benda sekitar kita.

Saudara-saudara, yang kedua adalah gunakanlah masker ini kita berharap menjadi pola hidup baru kita nantinya. Yaitu menggunakan masker bila keluar dari rumah, menggunakan masker bila berada pada lingkungan yang padat yang kita tidak tahu pasti di sana ada yang sakit atau tidak. Karena masker ini melindungi dua hal percikan langsung dari droplet pada saat ada orang lain yang batuk atau yang bersin ini menjadi penting dan disamping itu juga menjadi etika kita manakala kita yang sakit pada saat kita batuk, pada saat kita bersin, maka kita akan terlindung dengan menggunakan masker dan tidak mencemari ke tempat sekitar kita, ini menjadi penting. Kemudian membudayakan untuk bisa menjaga jarak fisik pada saat melakukan kontak sosial, ini menjadi penting. Agar kita tidak berkumpul berdekatan.

Kalau kemudian ini bisa kita bangun bersama-sama, maka di dalam masa depan kita atau beberapa hari ke depan kita tidak akan lagi mendapatkan kerumunan, kita tidak akan lagi mendapatkan berdesak-desakan pada transportasi massal, karena kita tidak ingin melakukan itu. Sehingga kita bisa mengatur ini dengan baik. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, menjadi bijak manakala dalam situasi seperti sekarang kita lebih baik di rumah. Kita tidak keluar kecuali untuk hal yang sangat terpaksa dan kalaupun itu harus kita lakukan maka kita pilih dari warga keluarga kita yang memiliki daya tahan tubuh yang paling baik, secepatnya keluar dan secepatnya dia kembali. Oleh karena itu akan bijak manakala saat ini kita tidak melakukan perjalanan ke mana pun dalam kondisi yang penuh risiko ini. Tidak mudik, sekali lagi tidak mudik, kita lindungi bukan hanya kampung kita, tapi diri kita sendiri terhadap risiko yang bisa kita dapatkan selama perjalanan. Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, kita akan melakukan ini bersama-sama, tidak terputus, kita akan terpotong royong terus menerus. Karena dengan cara inilah dengan disiplin yang kuat maka kita bisa melakukannya, kita bisa memberikan perlindungan untuk semuanya. Mari kita tak akan bersama bahwa kita mampu melindungi diri kita, kita mampu melindungi bangsa ini, karena kita yakin kita bisa melakukannya, Indonesia pasti bisa, sekian, terima kasih.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads