Permasalahan silang pendapat dalam bantuan sosial berupa sembako bagi warga terdampak pandemi COVID-19 seharusnya bisa diminimalisir. Ketua KADIN DKI Jakarta, Diana Dewi menyebut dalam situasi bencana nonalam seperti ini, yang dibutuhkan adalah persatuan dan sinergitas antara pemangku kepentingan pusat dan di daerah.
"Kita butuh persatuan dalam mengatasi agar wabah ini segera berakhir dan masyarakat tidak bingung. Soal bansos ini sebenarnya bisa ditekan permasalahannya jika dilakukan penyaluran tunai bukan lewat barang," kata Diana dalam keterangan tertulis, Selasa (12/5/2020).
Ia turut menyoroti permasalahan data penerima bansos bisa salah satunya pemberian bantuan dalam bentuk sembako. Ia menilai jika bantuan diberikan dalam bentuk tunai akan jauh lebih efektif dari sisi data penerima dan manfaat yang didapatkan oleh penerima bantuan. Ia berujar bantuan sembako atau nontunai akan memakan waktu dari proses penyiapan hingga proses pengiriman ke alamat yang sesuai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin ada berita terlambat gara-gara menunggu ketersediaan wadah. Hambatan-hambatan teknis akan banyak bermunculan jika pemberian bantuan nontunai. Sementara masyarakat sudah sangat membutuhkan," ungkapnya.
Dari sisi persediaan barang, ujar dia, akan terjadi kekurangan stok terutama sembako karena permintaannya tiba-tiba melonjak. Diana menyebut pemberian bantuan tunai jauh lebih bisa menaikkan daya beli dan langsung menggerakkan ekonomi masyarakat secara riil.
"Masyarakat bisa membelanjakan kepada warung atau toko sekitar sehingga ekonomi rakyat berjalan. Kemudian mereka bisa membeli bahan makanan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan jumlahnya bisa lebih banyak karena didapatkan dengan harga yang lebih murah," terangnya.
Diana menyebut dengan bantuan tunai masyarakat diarahkan untuk belanja di warung-warung terdekat demi mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Warga juga bisa diminta untuk menjalankan protokol kesehatan dalam PSBB saat berbelanja kebutuhan.
"Dengan PSBB justru warga harus belanja di warung terdekat dan sekitar sehingga di setiap titik RT/RW ada perputaran ekonomi riil. Ini justru bisa menolong masyarakat menengah ke bawah yang terpukul secara ekonomi," pungkasnya.
(akn/ega)